Perjuangan timnas U-23 sungguh berat, jalan untuk lolos dari babak kualifikasi Piala AFC teramat terjal, setelah dua hari lalu dilumat tim favorit Thailand 4 gol tanpa balas. Padahal Thailand sendiri sudah pasti lolos ke putaran final Piala AFC karena bertindak sebagai tuan rumah awal tahun depan.
Hanya ada 16 negara Asia yang berhak tampil di Thailand. Karena satu tempat menjadi hak tuan rumah, yang diperebutkan adalah 15 tempat lagi. Untuk itu, di babak kualifikasi yang diikuti 44 negara, dibagi atas 10 grup, di mana Indonesia tergabung dalam grup K bersama Thailand, Brunei, dan tuan rumah Vietnam.
Jika asumsinya Thailand menjadi juara grup K, Indonesia dan Vietnam berjuang mencari status runner up. Kalaupun Indonesia berhasil jadi runner up, hanya 5 runner up terbaik dari 11 grup yang berhak mendampingi para juara grup ke putaran final.Â
Makanya poin yang diraih dan selisih gol amat menentukan langkah tim yang menjadi runner up. Itulah masalahnya, kebobolan 4 gol membuat Indonesia harus menang besar atas Vietnam dan Brunei, bila ingin membuka peluang lolos dari kualifikasi.
Namun setelah berjuang habis-habisan, nyatanya timnas U-23 harus mengakui keunggulan Vietnam pada laga yang belangsung di Stadion My Dinh, Hanoi, Vietnam, Minggu malam (24/3/2019). Â Indonesia menderita kekalahan tipis 1-0. Ironisnya, gol Vietnam lahir pada menit terakhir melalui sundulan kepala menyambut sepak pojok.Â
Adapun susunan pemain Indonesia mengalami perombakan yang signifikan. Penjaga gawang dipercayakan pada Satria Tama, bukan lagi Awan Setho yang diturunkan saat melawan Thailand dua hari yang lalu.Â
Pemain belakang juga berubah dengan memainkan Bagas Adi dan Nurhidayat, didampingi  dua pemain yang sudah turun sebelumnya, Firza Andika dan Asnawi Mangkualam.
Di lapangan tengah, Sani Risky adalah starter baru di samping pemain yang turun melawan Thailand, Egy Maulana Vikri dan Luthfi Kamal. Pemain depan  yang berubah adalah masuknya Witan Sulaiman  mendampingi dua pemain yang juga turun sebelumya, Osvaldo Haay dan Marinus Wanewar.
Bahkan di awal babak kedua, Indonesia beberapa kali mengancam gawang Vietnam. Sayang dua peluang emas yang didapat Egy dan Marinus tidak membuahkan gol karena tendangannya mampu diblok penjaga gawang Vietnam.
Tapi secara umum peluang Vietnam lebih banyak, namun penyelesaian akhirnya banyak yang melenceng atau dapat dihalau penjaga gawang Satria Tama, sampai akhirnya terjadilah kelengahan di menit terakhir yang membuat gawang Indonesia kebobolan.
Ada tiga pemain yang masuk sepanjang babak kedua, yakni Saddil Ramdani mengganti Witan, Gian Zola mengganti Osvaldo, dan Dimas Drajat mengganti Egy. Dibanding saat melawan Thailand, penampilan anak-anak asuhan pelatih Indra Sjafri ini sudah lebih baik.