Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gunung Cycloop, Ibu Kandung yang Tersakiti

19 Maret 2019   21:13 Diperbarui: 19 Maret 2019   21:14 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunung Cycloop (papuasatu.com)

Bagi yang pernah ke Jayapura tentu sudah tahu, menjelang mendarat di Bandara Sentani terlihat pemandangan yang amat memukau, perpaduan danau, gunung dan laut. Ya, gunung yang memisahkan Danau Sentani dan Lautan Pasifik itu bernama Gunung Cycloop.

Namun, begitu dalam perjalanan dari Sentani ke Kota Jayapura, barulah terlihat ternyata pada bukit-bukit di bagian bawah gunung tersebut wajahnya relatif gundul, dan ada pula yang dikeruk untuk penambangan pasir.

Jelaslah, gunung yang sangat indah dari kejauhan itu, dari dekat tidak lagi menawan. Dan benar saja, apa yang saya lihat akhir tahun 2015 lalu, terkonfirmasi dari berita Kompas, Selasa (19/3/2019).

Berita tersebut berkaitan dengan banjir bandang yang melanda Sentani yang sudah menelan puluhan korban jiwa. Disebutkan bahwa betapa kritisnya kondisi Cycloop saat ini. 

Rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar bencana serupa tidak terulang lagi adalah segera melakukan penghijauan di kawasan yang sekarang gundul karena pepohonannya ditebang untuk kayu bakar dan pembukaan lahan untuk kebun.

Padahal bila mengacu pada kearifan lokal, hutan bagi lima suku yang mendiami kawasan yang mengelilingi Gunung Cycloop, disebut sebagai ibu kandung. Kelima suku tersebut adalah Suku Sentani, Moi, Teperaiwena, Imbi Numbay dan Youtefa (papuasatu.com, 30/5/2018).

Kenapa disebut ibu kandung? Kerena kelima suku dimaksud menggantungkan hidupnya dari gunung tersebut. "Dari sinilah kami mendapatkan makanan dan air bersih", kata Ketua Dewan Adat Suku Imbi Numbay, Daniel Toto.

Banjir bandang di Sentani (tempo.co)
Banjir bandang di Sentani (tempo.co)
Makanya, menurut Daniel, betapa tersakitinya masyarakat adat di sekitar Sentani atas tindakan oknum yang merambah hutan di Pegunungan Cycloop. "Jika Cycloop gundul, kita semua akan mengalami kesulitan" ujar Daniel.

Bahkan Cycloop-lah yang membentengi masyarakat di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, termasuk makhluk hidup lainnya, dari serangan badai Lautan Pasifik.

Masahnya, kota Jayapura dan sekitarnya termasuk Abepura dan Sentani berkembang demikian pesat yang menarik banyak pendatang. Jangan heran kalau di pinggir jalan sudah banyak jejeran ruko sebagaimana di kota-kota besar lainnya di tanah air.

Makanya sudah saatnya kearifan lokal kembali dilakukan dan dipelihara, termasuk oleh para pendatang. Jangan tergiur dengan keuntungan sesaat, kemudian malah mengundang musibah besar. Dan itulah yang sekarang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun