Tuan rumah yang sudah menebak bakal terjadi banjir, terutama setelah jalanan di depan rumahnya tergenang, mulai bergerak mengangkat beberapa barang penting dari lantai bawah ke lantai atas. Saya tak enak hati, tentu ikut membantu.
Tengah malam air sudah masuk rumah setinggi sekitar paha orang dewasa. Saya akhirnya menginap di sana, di lantai atas tentunya, tapi sama sekali tidak tertidur. Air baru surut besok siangnya dan ketika air di rumah sudah tidak ada, saya tembus air di jalan depan rumah dengan sangat hati-hati, takut peristiwa kejeblos di Padang terulang lagi.
Ada juga saudara sepupu saya yang dulu sama-sama merantau karena mendapat pekerjaan di Jakarta. Waktu masing-masing kami mampu membeli rumah, saya memilih menomorsatukan faktor banjir, maksudnya rumah yang saya beli berada di kawasan yang tidak terkena banjir meski saat banjir besar melanda Jakarta tahun 2002.
Sedangkan sepupu saya, dengan alokasi anggaran lebih kurang sama dengan saya mencari rumah yang lebih luas, akhirnya dapat di pinggir kota, bahkan tidak lagi masuk Provinsi DKI Jakarta.Â
Benar saja, saat banjir besar kembali melanda Jakarta, rumah sepupu saya tersebut dimasuki air. Ia terpaksa akhirnya merombak pondasi rumah, ditinggikan sekitar 1 meter, baru setelah itu relatif aman meski jalanan di sekitarnya pernah kena banjir juga.
Maka di tengah kondisi intensitas hujan yang meningkat seperti saat ini, rasanya warga yang berdiam di kota-kota ataupun desa yang berpotensi terkena banjir, harus melakukan tindakan antisipasi. Salah satunya dengan rutin mengikuti informasi prakiraan cuaca.
Tak kalah pentingnya secara bersama-sama dengan warga sekitar kita tinggal meneliti berbagai hal, terutama bila ada got atau kali di sekitarnya, atau juga apakah ada tebing yang mungkin kena longsor.
Membicarakan rencana bersama dengan Kepala RT setempat perlu pula dilakukan. Di samping itu, perilaku kita dalam menangani sampah, baik di rumah masing-masing, maupun di lingkungan sekitar, juga menjadi salah satu upaya pencegahan terjadinya banjir, agar saluran pembuangannya lancar.
Tak ada yang berharap terjadi bencana, makanya pencegahan itu teramat penting. Tapi kalaupun bencana itu datang, sebaiknya kita sudah tahu bagaimana meminimalkan risikonya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H