Sebetulnya Lampung United hanyalah klub yang ikut berkompetisi di Liga 3. Namun kalau rumor yang beredar benar, maka seperti sim salabim saja, tahun ini klub yang bermarkas di Bandar Lampung itu langsung berlaga di kasta tertinggi, Liga 1.
Menurut berita yang dilansir dari tribunnews.com (10/3/2019), sebuah klub Liga 1 yang bermarkas di Serui, Papua, dibeli oleh seorang pengusaha asal Lampung berinisial MGP. Namun sosok MGP ini masih misterius. Lalu di media sosial beredar tulisan yang menyatakan nama Perseru Serui akan berganti dengan Lampung United.
Bisa jadi karena terpengaruh oleh rumor tersebut, permainan Perseru di Piala Presiden kurang menggigit. Mereka terpuruk di posisi buncit dalam klasemen akhir Grup A, selalu kalah dalam 3 laga yang dimainkannya.
Sampai hari ini, dari berbagai berita di media massa, bahwa Perseru diakuisisi oleh pihak lain, sepertinya betul adanya. Hanya soal nama klub baru masih simpang siur. Bolalob.com (12/3/2019) memberitakan nama barunya adalah Perseru Badak Lampung FC yang disingkat BLFC.
Tapi apapun itu, begitulah kondisi sepak bola di negara kita. Sudah banyak klub yang sekarat karena kesulitan secara finansial, sementara suntikan dana dari sponsor relatif minim, akhirnya mau tak mau dilepas ke pihak lain yang berminat membeli, dengan konsekuensi klub berganti nama dan berganti markas.
Sriwijaya FC, Bali United, Kalteng Putra, Bhayangkara FC, Tira Persikabo, adalah beberapa contoh yang memakai pola jalan pintas itu. Padahal idealnya, sebuah klub baru harus merangkak dari bawah.
Di negara-negara yang sudah maju kompetisi sepak bolanya, seperti di Inggris, Spanyol dan Italia, beberapa kali terbetik berita sebuah klub berganti pemilik. Bahkan seorang pengusaha muda Indonesia, Erick Thohir, pernah punya klub di Italia. Namun pemilik baru tidak terdengar mengubah nama klub atau memindahkan markasnya.
Bisa jadi karena di negara-negara Eropa ada peraturan yang tidak membolehkan pemilik baru klub untuk mengganti nama atau memindahkan markas klub. Tapi logikanya, bila brand klub sudah sedemikian kuat, tentu pemilik baru pun tidak tergoda mengganti nama klub, apalagi memindahkan markasnya. Soalnya, tentu juga pemilik klub tak mau kehilangan para suporter fanatik klub yang dibelinya.
Jadi, kembali ke kasus Perseru, ini memang suatu hal yang tak bisa dihindari. Musibah buat masyarakat Serui, berkah bagi masyarakat Lampung.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H