Memanfaatkan waktu jeda yang sempit sebelum mulai lagi berlatih dalam rangka persiapan mengikuti babak kualifikasi Piala AFC U-23 grup K di Vietnam yang akan berlangaung pada bulan Maret ini, perayaan penyambutan timnas U-22 masih berlanjut.
Memang, karena Indonesia jarang menjuarai turnamen sepak bola, meskipun hanya di level Asia Tenggara, tentu bila terjadi euforia dalam menyambut timnas yang baru saja menggondol Piala AFF U-22 di Kamboja, dapat dimaklumi.
Setelah mendapat hadiah dari Menpora Imam Nahrawi dan kemudian dari Presiden Jokowi yang mengundang pemain ke Istana Negara, sekarang daerah atau instansi tempat beberapa pemain timnas berasal, juga memberikan apresiasi.
Tentu saja apresiasi ini sifatnya khusus untuk pemain tertentu. Contohnya, Sani Rizki yang mencetak satu gol di laga final melawan Thailand, mendapat kenaikan pangkat luar biasa dari Polri. Sani adalah polisi yang bertugas di Polda Metro Jaya.
Empat pemain timnas asal Jawa Timur yakni Hanif Sjahbandi, Satria Tama, Rahmat Irianto dan Dimas Drajad, diterima dalam suatu acara khusus oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa dan jajarannya di Grahadi, Gedung Negara di Surabaya.Â
Kepada masing-masing pemain, Khofifah yang mengaku amat menyukai sepak bola, memberi hadiah uang tunai Rp 25 juta. Maka sungguh beruntung pemain asal Jawa Timur, karena pundi-pundinya bertambah lagi.
Sejauh ini belum terpantau apakah gubernur dari provinsi lain akan mengikuti jejak Jawa Timur atau akan cuek saja. Atau jangan-jangan malah ada Bupati di daerah asal salah satu pemain yang akan memberikan apresisi.
Gubernur Papua misalnya, pasti bangga dengan kiprah tiga pemain timnas U-22 asal Papua. Mereka adalah Marinus Wanewar, Osvaldo Haay, dan Todd Rivaldo Fere.Â
Namun belum terbetik berita apakah sang Gubernur, Lukas Enembe, akan memberi uang tali asih. Hanya saja perlu dipahami, apresiasi tidak harus ditunjukkan dengan perayaan khusus dan memberikan hadiah uang. Lagipula kemampuan finansial masing-masing daerah kan berbeda-beda.
Demikian pula pemain yang dari berasal dari suatu instansi. Sebelumnya telah disinggung tentang Sani Rizki yang naik pangkat. Nah sang kapten timnas U-22 Andy Setyo yang nota bene adalah seorang tentara mungkin juga berharap nasibnya bisa seberuntung Sani Rizki.
Euforia boleh-boleh saja, asal tidak kebablasan. Makanya perlu dipikirkan juga apakah langkah pemda atau instansi tertentu tersebut akan menimbulkan kecumburuan bagi pemain yang berasal dari daerah atau instansi lain yang tidak memberikan hadiah.
Bagi pemain yang banyak menerima hadiah pun juga berpotensi mendatangkan dampak negatif, kalau mereka jadi terlena. Intinya, jangan sampai kontraproduktif buat prestasi timnas U-22 di turnamen berikutnya yang akan mereka ikuti.
Soalnya di samping kualifikasi Piala AFC, masih ada Sea Games di Manila, Filipina, akhir tahun ini juga. Indonesia sudah "puasa" medali emas sepak bola sejak 1991.Â
Di lain pihak, lawan-lawan kita, terutama Vietnam dan Thailand sudah tak sabar ingin membalas dendam setelah kekalahan mereka di turnamen Piala AFF lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H