Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Air Mineral di Depan Rumah, Boleh Diambil Siapa Saja

2 Maret 2019   07:11 Diperbarui: 2 Maret 2019   07:38 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya beberapa kali salat di masjid yang tampaknya menjadi tempat yang disukai oleh mereka yang terjebak macet dalam perjalanan. Di samping bisa melaksanakan ibadah, sekaligus jadi tempat beristirahat sejenak di teras masjid.

Kenapa disukai? Karena lokasinya di pinggir jalan raya dengan tempat parkir yang memadai. Selain itu, ini yang agaknya berbeda dengan yang lain, di masjid tersebut disediakan air mineral dalam kemasan gelas yang bebas diambil oleh siapa saja.

Memang kurang begitu jelas, apakah karena banyak yang singgah, lalu pengurus masjid menyediakan minuman, atau karena ada minuman, jamaah yang singgah jadi melimpah.

Yang jelas bagi yang memberikan segelas air bagi mereka yang dalam perjalanan, adalah perbuatan baik yang mengandung nilai ibadah bila dilakukan dengan ikhlas.

Nah ternyata cara seperti itu tidak hanya dilakukan di masjid atau musala. Kebetulan belum lama ini, ketika saya melewati jalan kecil di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, di pagar depan sebuah rumah digantung wadah yang memuat 16 gelas air mineral dalam kemasan.

Cara menggantungnya sedemikian rupa sehingga gampang terlihat oleh orang yang lewat serta juga gampang untuk diambil. Tentu juga di wadah itu sudah tersedia sedotannya.

Saya perhatikan para tukang bangunan yang bekerja membangun apartemen tak jauh dari situ, dan juga tukang ojek motor, menjadi "pelanggan" yang mengambil minuman gratis tersebut.

Harga segelas air mineral di warung pinggir jalan sekitar Rp 500. Bila membeli satu kardus di toko grosir atau di pasar swalayan, harganya kalau dihitung per gelas, jatuhnya jauh lebih murah.

Tapi dengan harga yang relatif murah tersebut, nilai amalnya jauh lebih besar, karena sangat berarti untuk melepas dahaga bagi mereka yang kantongnya pas-pasan.

Mungkin saja dengan sistem pengambilan bebas seperti itu, ada yang mengambil air tersebut yang sebetulnya berasal dari kalangan yang mampu. Atau mungkin juga ada yang bolak balik mengambil, meski tidak kehausan, tapi untuk disimpan. 

Tentu kalau hal di atas terjadi, bukan hal yang diharapkan oleh pemilik rumah yang menyediakan minuman gratis. Tapi perlu diingat, tak ada cara yang bisa menjamin sepenuhnya bakal tidak terjadinya hal yang di luar harapan.

Bagaimanapun juga, apa yang saya lihat di sebuah rumah di Tebet itu merupakan hal positif yang perlu ditiru oleh yang lain. Ada banyak cara untuk berbagi, dan menyediakan air minum di depan rumah, salah satu yang gampang dilakukan oleh banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun