Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Melongok Pulau Reklamasi yang Terlanjur Dibangun

12 Februari 2019   14:09 Diperbarui: 17 Februari 2019   18:36 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu sore tanggal 10 Februari 2019 lalu, saya berkesempatan mengunjungi pulau hasil reklamasi di Jakarta Utara. Saya sudah menyimpan niat ke sana setelah dari jendela pesawat waktu mau mendarat dari Batam ke Jakarta akhir tahun lalu, saya melihat pemandangan yang menarik.

Rupanya jembatan yang menghubungkan kawasan Kapuk dengan sebuah pulau reklamasi telah beroperasi, dan konstruksi jembatannya lumayan ikonik. Dengan demikian sebetulnya hasil reklamasi tidak tepat disebut pulau lagi karena sudah terhubung dengan daratan Jakarta.

Suasana saat malam (dok. detik.com)
Suasana saat malam (dok. detik.com)
Segera saya mencari informasi dari dunia maya, ternyata pulau tersebut dinamakan Pulau D, satu dari empat pulau yang terlanjur jadi, sehingga tetap diperbolehkan Pemda DKI Jakarta beraktivitas, dan pengelolaannya ditangani oleh PT Jakarta Propertindo, badan usaha milik Pemda DKI Jakarta. Sedangkan untuk pulau lain yang belum digarap, sesuai putusan pengadilan, izinnya dicabut.

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud menyinggung kasus hukum di seputar pembangunan pulau-pulau buatan tersebut, juga tidak menyinggung dampaknya dari aspek lingkungan hidup serta dampaknya pada kehidupan nelayan sekitar.

Apa yang saya lihat selama berkeliling pulau tersebut itulah yang saya tulis karena menurut saya kawasan ini berpotensi dikembangkan sebagai objek rekreasi baru, atau paling tidak untuk berburu kuliner.

Dok pribadi
Dok pribadi
Pulau D sudah diberi nama yang definitif, yakni Pantai Maju, maksudnya mungkin pantai yang maju atau menjorok ke laut dibanding garis pantai lainnya di wilayah Jakarta Utara. Tepat rasanya disebut sebagai pantai, bukan pulau.

Lagipula panjang jembatannya tidak terlalu panjang. Berbeda kasusnya dengan Kota Surabaya dan Pulau Madura yang juga sudah terhubung melalui Jembatan Suramadu, tapi Madura tetap layak disebut sebagai pulau.

Proyek yang lagi dibangun (dok pribadi)
Proyek yang lagi dibangun (dok pribadi)
Kualitas infrastruktur di Pantai Maju sudah terlihat oke. Di samping jembatan itu tadi, jalan rayanya lebar, mulus dan nyaman. Pepohonan di pemisah jalur jalan raya juga lumayan hijau.

Tapi satu-satunya hal yang bisa dinikmati publik yang berkunjung adalah dibukanya kawasan food street, itupun beroperasi secara terbatas dari pukul 16.00 sampai 24.00 WIB setipa harinya.

Saya yang kebetulan sampai di tempat sekitar pukul 16.00 malah belum menemukan gerai makanan yang buka, hanya beberapa yang sedang melakukan persiapan. Kata seseorang yang saya temui di sana, biasanya setelah magrib baru mulai ramai.

Kawasan Food Street di pulau D (dok pribadi)
Kawasan Food Street di pulau D (dok pribadi)
Deretan ruko empat lantai dengan bangunan bergaya Eropa sudah selesai dibangun. Namun belum terlihat tanda-tanda bahwa ruko tersebut sudah digunakan untuk aktivitas bisnis.

Ada beberapa pengunjung berhenti sebentar di depan ruko, sekadar untuk mengambil foto. Kelihatannya berfoto dengan latar belakang ruko tersebut cukup menarik.

Ruko masih kosong (dok pribadi)
Ruko masih kosong (dok pribadi)
Banyak pula tanah yang masih kosong tanpa ada papan nama akan dibangun untuk apa. Bangunan panjang, sepertinya juga untuk ruko empat lantai, kelihatan belum sampai tahap finishing. Pagar seng menutupi proyek tersebut dengan tulisan yang mencantumkan larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan.

Terlepas dari banyaknya proyek yang belum tuntas, sekadar berjalan-jalan mencari suasana lain pada sore sampai malam hari di Pantai Maju, lumayan mengasyikkan.

Sayangnya, di jembatan yang sebetulnya menjadi tempat yang bagus untuk berfoto, meskipun telah disediakan satu jalur untuk pejalan kaki, area parkir mobilnya yang belum ada, sehingga agak menyulitkan untuk berhenti. Tapi karena mobil yang melewati jembatan masih sedikit, berhenti sebentar di sisi kiri jalan, rasanya cukup aman.

O ya, ke Pantai Maju belum tersedia angkutan umum, maka mau tak mau harus menggunakan kendaraan sendiri atau taksi dan ojek motor.

Menuju pulau D (dok pribadi)
Menuju pulau D (dok pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun