Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Imbauan Menyanyikan Lagu Kebangsaan di Bioskop Menuai Kontroversi

1 Februari 2019   19:07 Diperbarui: 1 Februari 2019   19:22 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imam Nahrawi lagi di bioskop, duduk di tengah (tribunnews.com)

Jika hari ini anda menonton film di salah satu bioskop, jangan heran bila sebelum film diputar, semua penonton diminta berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya". Itu berarti pengelola bioskop tersebut melaksanakan imbauan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

Imbauan itu tertuang dalam surat yang ditandatangani Menpora per 30 Januari 2019 dengan tujuan untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan mewujudkan generasi muda yang bangga serta cinta pada tanah air.

Imam Nahrawi sendiri langsung melakukan aksi dengan menonton film "Keluarga Cemara" di Bioskop Djakarta Theatre, Kamis (31/1) malam. Seperti dilansir dari tribunnews.com (1/2), Imam didampingi oleh anggota organisasi kepemudaan yang turut menginisiasi acara tersebut.

Dengan penuh semangat, Imam Nahrawi dan semua penonton menyanyikan "Indonesia Raya" sebelum penayangan film. Menurut Imam menyanyikan lagu kebangsaan hanya selama sekitar dua setengah menit, tidak akan menyita waktu. 

Imbauan Menpora dimaksud berdasarkan Instruksi Presiden nomor 28 dalam poin pertama, yakni "Penanaman Kembali  Rasa Bangga dan Cinta Pancasila". Menpora menindaklanjutinya dengan surat imbauan di atas. Di boskop pun rasa nasionalisme kita tetap ditunjukkan, kata Imam Nahrawi seusai menonton film.

Namun, kompas.id hari ini, Jumat (1/2) menurunkan berita bahwa imbauan Menpora tersebut telah menuai kontroversi dengan timbulnya sikap pro dan kontra pada sebagian masyarakat.

Meskipun bersifat imbauan, dalam arti tidak wajib, ada pihak yang menilai imbauan tersebut tidak sesuai jika harus diterapkan di bioskop. Contohnya, seorang karyawan swasta, Felix AD, yang hobi nonton bioskop, mengatakan  malas sekali bila imbauan itu diterapkan di bioskop. Menurut Felix, tidak ada korelasi antara menyanyikan lagu kebangsaan dengan peningkatan rasa nasionalisme. 

Pendapat Felix di atas tentu saja bersifat subjektif. Toh, kalau kita melihat betapa banyaknya pendukung timnas Indonesia yang terharu saat menyanyikan "Indonesia Raya" sebelum timnas bertanding melawan tim dari negara lain, jelas bahwa sedikit banyak ada unsur nasionalisme di dada mereka yang terharu.

Bahkan tidak sedikit atlet yang menangis saat "Indonesia Raya" berkumandang. Salah satu yang paling berkesan adalah saat Susi Susanti meraih medali emas nomor tungal putri bulutangkis di Olimpiade Barcelona, Spanyol, 1992. Susi berkali-kali terisak ketika bendera merah putih dikerek bersamaan dengan  kumandang lagu kebangsaan.

Hanya saja, sekadar menyanyikan lagu kebangsaan tentu tidak cukup. Sebetulnya yang lebih dibutuhkan adalah cara menanamkan rasa nasionalisme yang lebih efektif melalui institusi sosial, agama, dan pendidikan. 

Pada akhirnya wujud nasionalisme tersebut bukan dari hafal tidaknya lagu "Indonesia Raya" atau butir-butir dalam Pancasila, namun lebih pada sikap dan karakter semua kita antara lain dalam merawat dan memelihara persatuan nasional, tidak gampang terpecah belah karena berbeda suku atau agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun