Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Dangdut Berkembang di Amerika Serikat dan Jepang

13 Januari 2019   17:35 Diperbarui: 13 Januari 2019   17:58 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok indonesianlantern.com

Dangdut go international? Ya, itu memang telah terjadi. Internasionalnya bukan sekadar sampai ke beberapa negara jiran dan bukan pula sekadar dimainkan di lingkungan tenaga kerja Indonesia di banyak negara.

Dangdut diklaim sebagai musik yang berasal dari Indonesia yang merupakan modifikasi atau derivatif dari musik Melayu. Namun tidak bisa dipungkiri pada lagu dangdut cukup dominan pengaruh musik India, Arab, dan juga ada sentuhan irama rock. 

Rhoma Irama yang ditasbihkan sebagai Raja Dangdut banyak sekali menciptakan lagu dangdut dengan memasukkan  sedikit unsur rock, sehingga lebih memancing orang untuk bergoyang ketimbang lagu Melayu tempo dulu yang lebih mendayu-dayu. 

Makanya, dangdut dan goyangannya menjadi hal yang tak terpisahkan. Dangdut tanpa goyang ibarat sayur tanpa garam kata Inul Daratista dalam sebuah lirik lagunya. Inul adalah pedangdut yang terkenal dari "goyang ngebor"-nya. Banyak pedangdut wanita yang mendapat julukan tertentu sesuai dengan teknik goyang yang diciptakan atau dipopulerkannya. 

Kalau bicara soal lagu asli Indonesia, lagu-lagu tradisional yang identik dengan daerah atau etnis tertentu di Indonesia, lebih tidak diragukan sebagai sangat asli.  Tapi yang populer di masyarakat dilihat dari frekuensi diperdengarkannya atau yang merajai pasar musik di negara kita, hanyalah genre pop dan dangdut.

Namun sekarang semakin tipis beda antara musik pop dan dangdut. Hanya saja saat ini musik pop Indonesia sebagaimana juga pop Korea, pop Jepang, lebih terasa sebagai lagu barat berbahasa Indonesia, Korea atau Jepang, karena mengikuti trend di Amerika atau Eropa.

Padahal akan lebih bagus bila musisi atau penyanyi Indonesia mampu mengimbangi, dalam arti bila selama ini kita lebih terpengaruh musik barat, kenapa tidak dicoba agar musik kita yang mempengaruhi musik barat. 

Hal itu sudah coba diterapkan oleh beberapa negara seperti Jamaika yang sukses menduniakan musik ska dan reggae, atau musik blues yang menurut sejarahnya berasal dari Afrika Barat lalu dikembangkan oleh masyarakat Afro-Amerika.

Dangdut yang mulai diintrodusir pada awal dekade 1970-an awalnya dinilai sebagai musik kampungan dan disukai oleh mereka yang tergolong kelas bawah dalam starata sosial ekonomi. 

Dari referensi wikpedia, istilah dangdut berawal dari Majalah Tempo edisi 27 Mei 1972 untuk menamakan lagu Melayu yang terpengaruh oleh lagu India, mengacu pada bunyi "dang-ding-dut" dari suara tabla (gendang).

Tapi lihatlah sekarang, perkembangannya demikian pesat. Sebuah televisi swasta nasional telah empat kali mengadakan lomba pencarian bakat dalam program "Dangdut Academy Asia", yang sejauh ini baru diikuti oleh peserta dari 6 negara yakni Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand, Timor Leste, dan Indonesia.

Di luar Asia Tenggara, ternyata dangdut juga mengalami perkembangan yang pesat di Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Sekarang ini tercatat sejumlah penyanyi AS yang telah membawakan lagu-lagu dangdur, baik lagu yang sudah terkenal di Indonesia, maupun lagu baru yang diciptakan penyanyi atau musisi AS atau ciptaan musisi Indonesia yang sengaja dibuat untuk pasar AS.

Hal ini bisa dengan gampang dilacak di media daring. Salah satu penyanyi dimaksudkan adalah Fareees Kaleemah yang sangat merdu menyanyikan lagu dangdut berjudul "Indonesian Girl". Lagu ini ciptaan Arief Iskandar dan sepenuhnya memakai lirik dalam bahasa Inggris, dengan memasukkan unsur R&B, reggae, dan dangdut, sehingga bernuansa lebih modern.

Ada juga penyanyi lain dari AS, seorang wanita Danielle Desiree, telah merilis lagu "Kinyis-kinyis" ciptaan Sandy Sulung. Lagu ini terasa dangdut banget bergaya pantura dengan hentakan gendang yang heboh, bikin pendengarnya spontan bergoyang.

Masih banyak penyanyi dangdut AS lainnya, sebagai hasil dari beberapa kali diadakannya festival dangdut yang digagas oleh komunitas Indonesia di sana. Selain itu, penyanyi dangdut dari Indonesia juga sudah beberapa kali manggung di AS yang tidak saja ditonton oleh masyarakat Indonesia tapi juga warga AS sendiri.

Selain AS, Jepang juga terkena "wabah" musik dangdut. Bedanya dangdut yang laku di Jepang lebih dominan yang telah bertransformasi menjadi musik yang dikenal sebagai funkot atau funky kota, yang oleh orang luar negeri disebut Indonesian House Music karena berakar dari dangdut. 

DJ Jet Baron adalah pemuda 41 tahun kelahiran Kawasaki, Jepang, yang telah melahirkan beberapa album musik funkot. Silakan ditelusuri melalui media daring bagi yang ingin mengenal lebih lanjut.

Tak lengkap membahas fenomena dangdut saat ini tanpa mengangkat keberhasilan beberapa lagu yang mendunia, karena tayangan videonya ditonton oleh ratusan juta orang di seluruh dunia seperti lagu "Lagi Syantik"-nya Siti Badriah dan "Sayang"-nya Via Vallen.

Kemajuan teknologi menjadi peluang buat musik dangdut untuk semakin mendunia. Tinggal bagaimana megasah kreativitas dan mengemas promosinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun