Adapun Ilham Udin, dari awal sudah diputuskan oleh manajemen Selangor FA untuk dilepas. Ilham sudah memilih untuk menetap di tanah air tahun depan, tapi belum jelas di klub mana ia akan bermain.
Ahmad Jufriyanto kalau mengacu pada kontraknya, masih akan memperkuat Kuala Lumpur FA di tahun 2019, karena kontraknya berdurasi 2 tahun. Nasib apes dialami David Laly, karena meskipun berhasil membawa Felcra FC promosi ke kasta tertinggi Liga Primer Malaysia, tapi justru klubnya dibubarkan karena tidak kuat menanggung besarnya pengeluaran yang sampai sekitar Rp 29 miliar setahun (bolalob.com, 21/10/2018).
Nah, sekarang coba kita lacak, siapa saja pemain Malaysia yang pernah berkiprah di Indonesia. Nama yang terlintas dalam ingatan pastilah Safee Sali, pencetak gol tersubur di timnas Malaysia pada Piala AFF 2010 dan sekaligus mengantarkan Malaysia meraih juara, setelah mengandaskan Indonesia di final.
Safee Sali bermain untuk Pelita Jaya tahun 2011-2012, dan Arema Cronus di tahun 2013. Â Tapi setelah dilacak, ternyata Safee menjadi satu-satunya pemain Malaysia yang merumput di Indonesia, kalah jauh dengan para pemain Thailand dan Singapura. Â
Tidak begitu jelas, apakah hal itu karena karena klub-klub Indonesia yang tidak tertarik dengan pemain Malaysia, atau sebaliknya. Namun di tahun 2019 pun, sudah terlihat indikasi bahwa pemain Indonesia yang main di Malaysia juga sedikit sekali, setelah kepulangan Andik, Evan, dan Ilham ke tanah air.Â
Apakah pertanda pasang surut itu bisa ditafsirkan klub-klub Malaysia sudah kurang menarik bagi pemain kita, atau justru pemain kita tidak lagi diminati klub Malaysia? Tidak gampang melacaknya, karena sebagai pemain profesional tentu ke mana mereka berlabuh juga berkaitan dengan besar kecilnya nilai kontrak yang dinegosiasikan antar agen pemain dengan klub yang mengincarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H