Membicarakan Persija seakan tak ada habisnya, setelah klub kebanggaan warga ibukota Jakarta itu sukses merebut juara Liga 1 tahun ini. Banyak pujian diberikan kepada beberapa pemain kunci, seperti Marko Simic, pencetak gol terbanyak di klub ini, atau tandemnya, Riko Simanjuntak, dengan permainan rancaknya.
Ada juga pemain tua-tua keladi yakni sang kapten Ismed Sofyan dan sang legenda Bambang Pamungkas. Kemudian si pemain serba bisa, Rohid Chand, yang akhirnya terpilih sebagai pemain terbaik Liga 1. Sedangkan pelatihnya, Stefano Cugurra Teco, juga mendapat penghargaan dengan gelar pelatih terbaik.
Tapi ada beberapa nama yang tak boleh dilupakan yang juga menjadi penentu berkembangnya Persija menjadi klub terbaik di tanah air, tidak saja dari sisi prestasi tapi juga dari sisi bisnis dan sisi hiburan. Para sponsor berdatangan dan puluhan ribu penggemar fanatiknya juga terhibur.
Pertama adalah Direktur Utama Persija, Gede Widiade. Sosok yang satu ini bukan orang baru dalam kancah persepakbolaan tanah air. Tangan dinginnya telah membuahkan hasil di beberapa klub yang ditanganinya sebelum akhirnya berlabuh di Persija.
Karirnya di bidang manajemen klub dimulai dari Surabaya, kota kelahiran pria berdarah Bali ini. Sportku.com (2/2/2018) menulis bahwa Persebaya 1927, Mojokerto Putra, Surabaya United (yang akhirnya menjadi Bhayangkara FC), dan Persika Karawang pernah ditanganinya. Gede yang juga pengusaha properti menjabat direktur utama sejak 2017 lalu. Gede disebut bukan pemilik  mayoritas Persija tapi sebagai profesional yang dikontrak (liputan6.com, 7/3/2017). Namun Gede punya kontribusi melunasi utang Persija kepada beberapa pihak.
Adapun pemegang saham mayoritas di Persija adalah Joko Driyono yang juga menjadi WaÄ·il Ketua Umum PSSI pada periode kepemimpinan Edy Rahmayadi yang masih berjalan hingga sekarang.
Kedekatannya dengan Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie yang menjadi pembuka jalan bagi Joko untuk masuk PSSI. Tapi dengan kemampuan komunikasi dan manajemen yang baik, ia tetap dipakai oleh ketua umum PSSI berikutnya.
Nah, masuknya Joko ke Persija rupanya karena ia punya obsesi khusus membawa Persija sebagai klub yang disegani di Asia. Visi Joko ternyata cocok dengan Gede, sehingga melahirkan sejumlah program yang membuat Persija jadi berkilau. Kontribusi Gede dan Joko tidak semata-mata berperan dalam menyehatkan keuangan Persija, tapi juga dengan sejumlah program jangka panjang.
Insinyur lulusan Institut Teknologi Indonesia, Serpong, yang juga seorang konsultan itu tak henti-hentinya mengajak semua anggota Jakmania agar bisa berlaku tertib, bahkan tidak segan untuk membersihkan sampah di stadion sehabis Persija bertanding. Berbagai kreativitas suporter saat mendukung Persija berlaga di manapun juga, karena tak jarang Persija harus main di kota yang jauh meskipun bertindak sebagai tuan rumah, terbukti membangkitkan semangat juang para pemain Persija untuk meraih kemenangan.Â
Maka tepatlah saat Persija berpesta dengan pawai kemenangan Sabtu (15/12) yang lalu, pada hakikatnya adalah pesta untuk semuanya. Semoga tahun depan bisa mempertahankan gelar juara dan sekaligus  meraih hasil yang menggembirakan pada kompetisi antar klub Asia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H