Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Menjajal Tol Bocimi, Baru Tersambung sampai Cigombong

15 Desember 2018   18:23 Diperbarui: 16 Desember 2018   05:03 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita tentang telah diresmikannya jalan tol yang menghubungkan Ciawi dan Sukabumi, atau yang sering disebut dengan Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi) oleh Presiden Joko Widodo, 1 Desember 2018 lalu, membuat saya ingin menjajalnya. Kesempatan pun datang pada pagi Sabtu 15 Desember. 

Dari gerbang tol Baranangsiang Bogor saya mengambil arah ke Ciawi. Begitu sampai di gerbang tol Ciawi, para pengendara akan menggesek kartu untuk dikenakan biaya sebesar Rp 6.500. Bagi yang mau lanjut ke Sukabumi, akan mengambil jalur di sebelah kanan yang tersambung dengan ruas tol yang baru diresmikan Presiden tersebut. 

Pemandangan di sisi jalan (dok pri)
Pemandangan di sisi jalan (dok pri)
Sedangkan bagi yang mau ke Puncak, akan mengambil sisi kiri yang tersambung dengan jalan biasa, karena beberapa kilometer setelah itu merupakan ujung jalan tol. Dan seperti biasa, di setiap hari libur, jalur Puncak betul-betul padat. Sepagi itu, sekitar jam 8 pagi, sehabis membayar tol, kendaraan yang menuju Puncak sudah susah untuk bergerak.

Sebaliknya, kendaraan yang ke arah Sukabumi relatif sepi. Tampaknya minat warga Jabodetabek untuk berlibur ke arah Sukabumi tergolong minim. Padahal sebetulnya di sana juga punya beberapa obyek menarik, dan juga punya kawasan berhawa sejuk seperti Puncak, di beberapa tempat antara Ciawi dan Sukabumi.

Gerbang tol Cigombong (dok pri)
Gerbang tol Cigombong (dok pri)
Seperti di ruas tol Cipali (Cirebon-Palimanan), jalan tol Bocimi juga berupa semen atau cor beton. Saya tidak begitu paham tentang mana yang lebih kuat daya tahannya ketimbang aspal, tapi bagi pengguna jalan, menurut saya lebih enak jalan tol dari aspal hotmix.  

Saya yang lagi kebelet ingin buang air kecil, tidak menemukan rest area di sepanjang jalan. Eh, gak taunya setelah menempuh sekitar 15 kilometer, meskipun di papan penunjuk arah tertulis petunjuk ke arah Sukabumi agar mengambil jalur kanan, dan Cigombong ke jalur kiri, ternyata yang di sisi kanan sudah mentok, alias tak bisa dilewati lagi.

Dok pribadi
Dok pribadi
Mau tak mau saya harus keluar tol di Cigombong tanpa sempat ketemu rest area. Saat saya menempelkan kartu di pintu keluar, tertulis biaya tol masih 0 (nol) rupiah. Wah, rupanya masih periode promosi. Namun mereka yang tidak punya kartu tetap tak bisa menikmati karena untuk membuka palang di depan mesin pembayar tol, hanya terbuka bila menempelkan kartu di mesin tersebut.

Alhamdulillah, setelah membayar tol, beberapa meter dari situ ada toilet yang bisa digunakan pengendara. Sekalian saya juga mengambil beberapa foto untuk dapat menangkap suasana di sekitar itu.

Saat itulah saya berselancar di dunia maya dan menemukan berita bahwa yang baru diresmikan Presiden hanya untuk tahap I, yakni Ciawi-Cigombong sejauh 15,35 km. Masih akan berlanjut dengan Cigombong-Cibadak, Cibadak-Sukabumi Barat, dan Sukabumi Barat-Sukabumi Timur. Direncanakan total panjang jalan tol Bocimi sejauh 54 km baru rampung tahun 2020. 

Proyek Bocimi tahap 2 (dok pri)
Proyek Bocimi tahap 2 (dok pri)
Dulu, waktu pertama kali mendapat berita tentang peresmian tol Bocimi, saya tidak mengetahui secara lengkap, dan mengira betul-betul telah sampai ke kota Sukabumi. Tapi, tetap saya bisa menikmati perjalanan tol yang baru tahap I itu, karena relatif sepi dan pemandangan di kiri dan kanan jalan, masih lumayan hijau. 

Meskipun saya juga melihat di suatu tempat tak jauh dari Ciawi, di sisi kiri jalan tol ada komplek perumahan  yang berlokasi di bukit, yang menurut saya agak berbahaya bila longsor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun