Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Kanibalisme" dalam Mengejar Target Bisnis Sebaiknya Dicegah

3 Desember 2018   04:32 Diperbarui: 3 Desember 2018   04:33 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nah, cerita di atas hanya satu contoh nyata. Di bank pun seperti itu, nasabah deposito diminta memindahkan dananya ke program tabungan khusus dengan bunga seperti deposito, atau nasabah kredit mikro diminta melunasi pinjamannya dengan memberikan kredit ritel yang biaya bungannya sedikit lebih murah, dan berbagai praktik lainnya.

Kanibalisme secara umum tidak menguntungkan buat perusahaan, meskipun target beberapa individu pegawainya bisa terpenuhi dan menerima bonus yang besar. Tapi itu atas nama penderitaan pegawai lainnya yang targetnya tidak tercapai karena "dibunuh" temannya sendiri.

Maka, kata kuncinya sebetulnya adalah kreativitas untuk berburu di hutan yang sesungguhnya, buka di kebon binatang. Kecuali memang atas arahan pihak manajemen, sebuah produk yang sudah masuk kategori sunset alias mau ditutup, dirayu untuk pindah ke produk baru yang akan dikembangkan. Kalau ini memang kanibalisme by design.

Atau bisa pula kanibalisme karena mendukung program pemerintah demi keberpihakan pada golongan ekonoi lemah. Sebagai contoh, sebuah bank milik negara yang mendulang laba dari kredit mikro, sejak pemerintah melaksanakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah dan persayaratan yang ringan, harus ikhlas sebagian kredit mikro dikonversi menjadi KUR oleh nasabahnya.

Selain kanibalisme by design atau karena mendukung program pemerintah, manajemen sebuah perusahaan perlu mengawasi dan mengevaluasi semua tim pemasarannya agar tidak mengambil jalan pintas memainkan jurus "jeruk minum jeruk"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun