Nah, cerita di atas hanya satu contoh nyata. Di bank pun seperti itu, nasabah deposito diminta memindahkan dananya ke program tabungan khusus dengan bunga seperti deposito, atau nasabah kredit mikro diminta melunasi pinjamannya dengan memberikan kredit ritel yang biaya bungannya sedikit lebih murah, dan berbagai praktik lainnya.
Kanibalisme secara umum tidak menguntungkan buat perusahaan, meskipun target beberapa individu pegawainya bisa terpenuhi dan menerima bonus yang besar. Tapi itu atas nama penderitaan pegawai lainnya yang targetnya tidak tercapai karena "dibunuh" temannya sendiri.
Maka, kata kuncinya sebetulnya adalah kreativitas untuk berburu di hutan yang sesungguhnya, buka di kebon binatang. Kecuali memang atas arahan pihak manajemen, sebuah produk yang sudah masuk kategori sunset alias mau ditutup, dirayu untuk pindah ke produk baru yang akan dikembangkan. Kalau ini memang kanibalisme by design.
Atau bisa pula kanibalisme karena mendukung program pemerintah demi keberpihakan pada golongan ekonoi lemah. Sebagai contoh, sebuah bank milik negara yang mendulang laba dari kredit mikro, sejak pemerintah melaksanakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah dan persayaratan yang ringan, harus ikhlas sebagian kredit mikro dikonversi menjadi KUR oleh nasabahnya.
Selain kanibalisme by design atau karena mendukung program pemerintah, manajemen sebuah perusahaan perlu mengawasi dan mengevaluasi semua tim pemasarannya agar tidak mengambil jalan pintas memainkan jurus "jeruk minum jeruk"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H