Jadi, fakta menunjukkan, dengan stock pemain yang tersedia, kecuali Persebaya dan PSIS, sulit bagi pelatih baru untuk mampu meracik permainan yang efektif. Fakta berikutnya, meskipun penghuni 5 besar semuanya memakai pelatih asing, pengalaman banyak klub lainnya, pelatih asing bukan jaminan untuk mengangkat prestasi.
Menarik pula untuk mengkaji, apakah klub 5 besar saat ini, keberhasilannya adalah karena tidak mengganti pelatih, atau justru karena hasil awal yang bagus, pelatihnya tidak diganti. Dua-duanya bisa berlaku. Persija, Persib, dan Borneo FC adalah contoh klub yang sempat cukup lama terseok-seok. Tapi manajemennya tidak buru-buru mengganti pelatih.
Membongkar pasang pelatih bila berharap keberhasilan akan datang secara instan, rasanya bukan langkah yang tepat. Meskipun begitu, banyak klub yang tidak sabar, karena mengganti pelatih bisa dilakukan relatif lebih gampang ketimbang mencari beberapa pemain baru saat kompetisi sedang berlangsung.Â
Pelatih, seperti juga pemain, hanya sebagian unsur dari kesuksesan klub. Unsur lain yang jarang terungkap ke publik, justru kualitas manajemen klub itu sendiri, yang antara lain mencakup kepemimpinan, tata kelola, dukungan dana, serta keterbukaan laporan keuangan. Tentu unsur suporter dengan segenap kreativitasnya, juga tidak kecil peranannya.