Database nasabah bank adalah sebuah contoh yang lumayan sukses, karena nasabah bank manapun akan terhubung ke sistem yang ada di Bank Indonesia dan di Otoritas Jasa Keuangan. Seorang nasabah yang ngemplang utang di Bank A, bila ia berniat bertualang melakukan hal yang sama ke Bank B, pasti tidak bisa, karena data track record-nya yang jelek di Bank A akan terlacak oleh bank lain.
Mungkinkah Kementerian Dalam Negeri bisa meniru Bank Indonesia, dengan menghimpun semua data dari berbagai instansi pemerintah, yang selama ini tidak saling terhubung? Inilah yang ujungnya bisa melahirkan program satu kartu untuk beberapa keperluan sekaligus, meskipun belum bisa untuk semua keperluan.Â
Maksudnya kalau digabung sekaligus untuk keperluan transaksi perbankan atau transaksi lainnya, lebih rumit prosesnya. Tapi siapa tahu, dengan penguasaan teknologi yang makin canggih dan kapasitas yang lebih besar, impian kartu super bisa terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H