Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merangkak ke Sekolah, Semangat Belajar Tanpa Lelah Seorang Bocah

13 November 2018   20:24 Diperbarui: 13 November 2018   20:47 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang bocah dari Cibadak, Kabupaten Sukabumi, karena keterbatasan fisik yang dideritanya sejak lahir, membuat ia tidak mampu berjalan secara normal. Ke mana-mana harus dilakukannya dengan merangkak, termasuk pergi sekolah di sebuah Sekolah Dasar (SD) yang berjarak sekitar 3 km dari rumahnya.

Nama lengkap siswa kelas 3 SD tersebut adalah Mukhlis Abdul Holik, dan biasa dipanggil Adul. Seperti diberitakan kompas.com (11/11), anak dari pasangan Dadan Hamdani dan Pipin ini punya kelainan fisik pada kedua kakinya. Kalau berjalan dilakukan dengan merangkak dan kedua belah tangannya sebagai tumpuan.

Namun semangat Adul sungguh luar biasa untuk mendapatkan pendidikan seperti anak-anak lainnya. Bahkan soal semangat yang tanpa lelah ini telah memotivasi teman-temannya, juga para guru. Jadi, bukan guru yang harus memberi semangat, tapi seorang bocah bernama Adul-lah yang melecut semangat guru dan siswa.

Betapa tidak, seperti terlihat pada tayangan salah satu stasiun televisi, Adul menempuh jalan kampung yang medannya sulit karena naik turun cukup curam dan licin pada musim hujan seperti saat ini. Apalagi Adul harus melewati jembatan bambu untuk menyeberangi selokan. Itu yang setiap hari dilakukannya, berangkat ke atau pulang dari sekolah di SD Negeri 10, Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat.

Kepala Sekolah di SD tersebut, Epi Mulyadi, sangat bangga dengan anak didiknya yang satu ini, yang punya rasa percaya diri yang tinggi, tidak minder dan tidak manja. Awalnya ada kritik terhadap Epi, kenapa ia mau menerima anak dengan kondisi seperti itu di sekolah yang dipimpinnya. Menurut sebagian orang, Adul sebaiknya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB). 

Tapi Epi mempunyai pendapat bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi proses pendidikan di sekolah umum. Lagi pula, SD tersebut adalah yang terdekat dari rumah Adul. Bila harus ke SLB yang letaknya lebih jauh tentu amat memberatkan orang tua Adul yang kemampuan ekonominya juga tergolong lemah.

Epi merasa sudah mengambil keputusan yang tepat dan bahkan merasa bangga dengan Adul yang menjadi inspirasi bagi sekolah tersebut. Prestasi belajar Adul juga tergolong bagus, sering masuk peringkat 10 besar di kelas.

Adul punya impian untuk bertemu Presiden Jokowi (detik.com, 12/11). Semoga saja impiannya bisa terwujud, karena kisah Adul banyak tersebar di berbagai media, mungkin saja para staf kepresidenan sudah mengetahui hal ini.

Adul menyebut pemadam kebakaran atau dokter menjadi cita-citanya, karena profesi ini bermanfaat bagi orang banyak. Sejumlah pihak telah memberikan bantuan kepada Adul. Tentu masih diperlukan bantuan selanjutnya, agar Adul bisa meraih cita-citanya yang mulia. 

Siapa tahu Adul bisa dibantu dengan peralatan, mungkin sebuah tongkat yang dirancang khusus, agar ia tidak merangkak lagi. Bagaimanapun juga, semangat Adul sungguh luar biasa. Semoga bisa menular kepada semua anak-anak Indonesia, tanpa membeda-bedakan, apakah berkebutuhan khusus atau bukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun