Soalnya, di tanah air sendiri, tak sedikit artis yang sampai usianya lanjut pun bolak balik masuk penjara karena terlibat narkoba. Jangan-jangan ini awalnya termotivasi karena ingin meniru gaya artis internasional. Dan itu tidak hanya terjadi pada musisi rock, tapi juga dangdut atau genre musik lain.
Anggapan bahwa lingkungan artis memang seperti itu, bukan jadi alasan buat yang baru merintis karir harus ikut-ikutan begitu. Ketahanan mental dan keteguhan iman harus dimiliki oleh artis dan orang-orang di sekelilingnya, agar tidak terjerumus pada perilaku negatif yang pasti merusak fisik dan mental.
Perjuangan Freddie dalam merintis karir, adalah pelajaran yang baik, bahwa dari seorang pekerja yang mengurus barang penumpang di bandara, dengan percaya diri menawarkan diri menjadi vokalis dari sebuah band yang main di kafe yang baru ditinggalkan vokalisnya. Padahal tampang Freddie juga kurang mendukung karena giginya yang tonggos.Â
Tapi setelah jadi bintang besar, ia jadi egois, merasa teman-temannya di Queen lebih tergantung pada dirinya, membuat suasana grup tidak kondusif. Freddie selalu telat saat latihan. Ia juga memecat manajernya seenaknya.
Yang seperti itu tentu tidak pantas ditiru bagi personil grup musik manapun, atau bahkan grup apapun juga di luar musik, bila ingin langgeng. Ada satu orang yang merasa lebih dari yang lain akan mengurangi kekompakan grup.
Untungnya, Freddie akhirnya mengakui kekeliruannya, dan berinisiatif untuk berkumpul lagi dengan teman-teman Queen. Mereka tampil dalam konser amal terakbar sepanjang sejarah.Â
Di negara kita juga banyak artis yang melakukan konser amal untuk mengumpulkan dana bagi korban bencana. Mereka tampil secara pro bono alias tanpa dibayar.
Menonton BP memang asyik. Banyak penonton di bioskop yang bernyanyi layaknya menonton konser. Ambil yang baiknya sebagai hikmah, buang yang jeleknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H