Bagi mereka yang berprofesi sebagai pengajar di perguruan tinggi, atau yang lebih sering disebut dosen, puncak karirnya adalah saat dikukuhkan sebagai seorang guru besar, lazim juga disebut profesor atau disingkat dengan Prof.
Sekarang ini jumlah guru besar di Indonesia sudah semakin banyak, meskipun penyebarannya belum merata. Kebanyakan guru besar terdapat di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Pulau Jawa.
Namun, PTN-PTN di luar Jawa yang sudah berusia lebih dari atau mendekati 60 tahun, juga mulai memiliki banyak guru besar. Salah satunya adalah Universitas Andalas (Unand) Padang, yang didirikan 62 tahun yang lalu.
Baru-baru ini, tepatnya Senin (5/11) yang lalu, guru besar Unand bertambah lagi 2 orang. Kedua guru besar yang dikukuhkan pada hari itu adalah Prof. Dr. Ir. Fauzan Azima, MS, dari Fakultas Teknologi Pertanian dan Prof. Dr. dr. Yusrawati, SPOG(K), dari Fakultas Kedokteran.Â
Uniknya, dan ini baru pertama kalinya di Unand, kedua profesor itu merupakan kakak beradik yang berasal dari Sungai Naning, nama sebuah desa di daerah pelosok, dan terletak di Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar. Jaraknya dari kota terdekat adalah sekitar 40 km ke Payakumbuh. Sedangkan ke ibukota provinsi, Padang, sejauh lebih kurang 165 km.
Jadi boleh dikatakan dua kakak beradik tersebut adalah orang kampung yang menuai kesuksesan di bidang pendidikan. Tak heran kalau Rektor Unand, Prof. Dr. Tafdil Husni, SE, MBA, Â menyampaikan rasa bangga dan salutnya pada ayahanda dari kedua guru besar itu yang hadir saat pengukuhan. Adapun sang ibu, sudah meninggal dunia.
Fauzan Azima dan Yusrawati juga mengungkapkan terima kasihnya secara khusus pada orang tuanya saat menyampaikan pidato pengukuhan. Fauzan yang menjadi guru besar tetap dalam ilmu kimia hasil pertanian menyampaikan pidato berjudul "Prospek Pengembangan Sumber Daya Lokal sebagai Pangan Fungsional dan Produk Lainnya".
Adapun Yusrawati, anak bungsu dari 6 bersaudara (kakaknya Fauzan adalah anak ke 2) Â yang menjadi guru besar tetap dalam ilmu obstetri dan ginekologi, menyampaikan pidato berjudul "Aspek Filosofis dan Pencegahan Preeklamsia serta Kontribusinya dalam Penurunan Angka Kematian Ibu".
Selamat kepada kedua guru besar di atas, semoga ilmunya bermanfaat bagi masyarakat banyak dan untuk kemajuan bangsa kita tercinta.Â
Kita berharap agar perguruan tinggi jangan jadi menara gading yang sibuk berbahasa tinggi sesama mereka sendiri dan membiarkan masyarakat banyak hidup dalam berkekurangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H