Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadi PNS Era Orde Baru, Harus Lulus "Screening Test"

2 November 2018   17:13 Diperbarui: 3 November 2018   13:27 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. sinarlampung.com

Beberapa saudara sepupu dan kerabat saya, juga di era 1980-an, bermodalkan ijazah SMA, diterima pula sebagai PNS di jajaran Departemen Penerangan (sekarang menjadi Kementerian Komunikasi dan Informatika). Tapi untuk yang satu ini, sedikit banyak ada kemudahan karena ada famili yang jadi pejabat di level provinsi.

Jadi, perburuan untuk menjadi PNS di era jadul, relatif lebih mudah, baik karena formasi yang tersedia cukup banyak, sementara pelamar tidak begitu membludak, ataupun karena faktor nepotisme, yang masih lazim, sepanjang semua persyaratan administratif terpenuhi. Dan jangan lupa yang terpenting, harus bersih diri dan bersih lingkungan.

Sekarang, ketika di grup media sosial banyak sekali cerita beratnya perjuangan untuk mendaftar sampai mengikuti seleksi Calon PNS (CPNS), tentu pengalaman saya di atas tidak bisa dijadikan acuan. 

Kepada beberapa keponakan saya yang ikut seleksi CPNS, saya hanya bisa berdoa agar mereka lulus, karena saya tidak punya kiat untuk dibagikan. Metode dan materi seleksinya sudah berbeda jauh. Apalagi kalau berbicara probabilitanya, satu pelamar yang lulus, berarti menyisihkan banyak sekali pesaingnya.

Mudah-mudahan dengan metode seleksi saat ini, bisa didapatkan PNS yang berkualitas tinggi. Gaji PNS sudah relatif baik, tentu saatnya mutu pegawai yang direkrut adalah yang terbaik, sesuai kriteria yang telah ditetapkan sebagai acuan.

Untuk yang nantinya belum lulus, tidak perlu putus asa. Masih banyak lapangan kerja di sektor swasta, atau kalau berminat, kenapa tidak memulai untuk berwirausaha? Yang penting, jangan berpangku tangan menunggu datangnya keajaiban.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun