Biaya sebesar Rp 500.000 tersebut terhitung murah, karena dalam sepak bola, permainan ini melibatkan 22 orang pemain, atau sebelas melawan sebelas. Maka bila dibagi rata, per orang hanya terkena sekitar Rp 23.000 per orang.
Semoga saja dari para remaja yang memanfaatkan Lapangan Lodaya Sakti, akan muncul para pemain sepak bola berbakat yang nantinya bisa memperkuat berbagai klub profesional baik di dalam negeri ataupun di luar negeri.
Kemudian, kalau nanti sudah dilengkapi dengan tribun penonton meskipun dengan kapasitas kecil, diharapkan PSSI mau menggunakan lapangan tersebut untuk kompetisi Liga 3, Liga Nusantara, atau kompetisi usia remaja.Â
Selamat untuk Desa Cisayong. Barangkali ini yang pertama, level pemerintahan desa punya lapangan bola berstandar internasional, karena selama ini, minimal pemerintahan setingkat kabupaten yang mampu membangun dan mengelolanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H