Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jangan Menangis Timnas U-16, Berlatihlah Lebih Keras

2 Oktober 2018   20:08 Diperbarui: 2 Oktober 2018   23:21 3670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain menangis seusai laga (Foto: AFC/Adam Aidil Padali)

Tapi masyarakat yang sudah tidak sabar lagi melihat tampilnya pemain kita di Piala Dunia, tentu juga bisa dipahami bila harapan tersebut ditarok di pundak pemain remaja. Soalnya untuk level senior, sekadar jadi yang terbaik di Asia Tenggara saja, sulitnya setengah mati.

Jadi sebetulnya masyarakat cukup realistis setelah timnas U 16 menjuarai Piala AFF U 16. Kemudian berlanjut dengan menggasak Iran 2-0 di awal Piala Asia U 16 yang sudah disinggung di atas.

Bahkan berharap pada timnas U 16 rasanya lebih realistis ketimbang berharap pada timnas U 19 yang dilatih Indra Sjafri yang minggu lalu kalah 0-3 dari Tiongkok dalam laga uji coba. 

Timnas U 19 sekarang juga tengah digembleng sebelum tampil di Piala Asia yang juga sekaligus jadi ajang memperebutkan tiket ke Piala Dunia U 20 tahun depan di Polandia.

Masalahnya bagi timnas U 16 adalah konsistensi permainan yang belum muncul. Inilah yang perlu diasah lebih keras lagi. Makanya tim ini diharapkan masih bersatu untuk berbagai turnamen sesuai usia mereka di tahun-tahun mendatang.

Pelatih Fakhri pun diharapkan tetap diberi kepercayaan oleh PSSI. Namun tanpa mengurangi penghargaan atas kontribusinya, Fakhri juga perlu menambah ilmu kepelatihannya. 

Sekadar berandai-andai, anggap saja kemaren timnas U 16 berhasil mengalahkan Australia, lalu dipuja puji karena mengibarkan merah putih di Peru, tempat bakal berlangsungnya Piala Dunua U 17 tahun depan. 

Tapi saat beberapa tahun kemudian, mereka tampil melempem di level senior, maka mereka hanya sekadar kenangan manis sekilas saja. Atau bahkan mungkin gampang terlupakan.

Maka biarkan pemain remaja kita menangis sejenak. Setelah itu segera tegakkan kepala dengan berlatih lebih keras. Termasuk pelatihnya harus melatih dengan lebih keras dan lebih kreatif.

Makin berkembang dan makin berkembang lagi, sampai mereka melewati usia emas di level senior, itulah yang sangat kita dambakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun