Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Untuk Menjaring Pelancong, Cirebon Andalkan Batik dan Kuliner

21 September 2018   17:45 Diperbarui: 22 September 2018   12:44 2013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
empal gentong (dok.cirebonspot.com)

Saat ini berwisata sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang dilakukan oleh banyak orang dalam mengisi hari libur. Bagi warga Jakarta dan sekitarnya, untuk berwisata jarak pendek yang bisa dilakukan tanpa menginap atau menginap untuk satu malam saja, banyak destinasi wisata di Jawa Barat dan Banten yang bisa menjadi pilihan.

Namun harus diakui, dari banyak pilihan tersebut, Bandung dan sekitarnya tetap masih nomor satu yang terbukti dengan banyaknya kendaraan dengan nomor polisi "B" yang memacetkan Bandung di setiap hari libur. 

Tak dapat dipungkiri, Bandung punya banyak sekali objek wisata,  dan melingkupi beberapa jenis wisata, mulai dari keindahan alam, taman kota, kuliner, kerajinan tangan, seni budaya, religi, dan yang terutama adalah shopping. Macet tidak lagi jadi penghalang karena kuatnya daya tarik objek wisata itu tadi.

Motif batik di teras depan (dok pribadi)
Motif batik di teras depan (dok pribadi)
Tapi, setelah jalan tol dari Jakarta ke Cirebon terhubung sepenuhnya sejak beberapa tahun lalu, sehingga memangkas waktu tempuh dari rata-rata 5 jam menjadi sekitar 3 jam saja, membuat Cirebon berpotensi menjadi pesaing serius Bandung.

Jangan heran kalau melihat semakin banyak warga ibukota dan sekitarnya yang berkunjung ke Cirebon. Di samping itu wisatawan asing pun mulai terlihat, terutama dari Malaysia dan Cina yang datang berkelompok melalui paket wisata, dan juga bule-bule yang datang secara individu atau dengan temannya.

empal gentong (dok.cirebonspot.com)
empal gentong (dok.cirebonspot.com)
Maka hotel-hotel baru pun bermunculan di Cirebon, beberapa di antaranya termasuk hotel berbintang tiga atau empat yang merupakan jaringan dari hotel berstandar internasional.

Sebetulnya ada banyak objek wisata di Cirebon dan sekitarnya, meskipun pantai yang indah tidak ada, padahal kota ini terletak di pinggir laut. Objek lama, tapi tidak begitu banyak dikunjungi wisatawan adalah Goa Sunyaragi, keraton, dan bangunan bersejarah di Linggarjati, di luar kota arah ke Kuningan.

Penuh sesak makan nasi jamblang (dok tripadvisor.co.za)
Penuh sesak makan nasi jamblang (dok tripadvisor.co.za)
Alhasil, yang membuat pariwisata Cirebon menggeliat terpusat di dua objek utama, yakni mengunjungi Kampung Batik Trusmi dan menikmati makanan khas setempat. Untuk kuliner ini, yang paling top adalah Empal Gentong, diikuti oleh Nasi Jamblang.

Ada banyak sekali warung empal gentong di Cirebon. bahkan di Jalan Raya Panembahan, yang dilalui pengunjung sebelum masuk pusat kota bila ke Cirebon lewat jalan tol, berjejer warung yang menyediakan makanan mirip sop daging ini, tapi dimasak di dalam gentong dan menggunakan kayu bakar.

Empal gentong bisa berkuah santan atau berkuah bening. Biasanya empal ini dimakan dengan ketupat yang dicemplungkan ke mangkok empal tersebut. Tapi boleh juga memilih nasi dengan piring terpisah.

Tari topeng (dok pribadi)
Tari topeng (dok pribadi)
Seperti halnya empal gentong,  nasi jamblang juga gampang ditemui di banyak tempat di Cirebon. Bahkan di beberapa warung yang ternama, nasi yang sering dikonsumsi pagi hari ini, diantre oleh pengunjung yang memesan makanan dan yang belum kebagian kursi.

Khasnya nasi jamblang adalah nasi yang dibungkus pakai daun jati sehingga kalau dimakan saat masih panas, terasa nendang banget dengan aneka lauk yang mirip nasi rames. 

Tapi kalau kuliner Cirebon ingin menyaingi Bandung, banyak yang perlu ditingkatkan lagi. Kuliner di Bandung sangat beragam dengan restoran berdisain unik, sehingga orang masuk tidak sekadar untuk makan, namun juga menikmati suasananya sekaligus memuaskan hasrat untuk berfoto. Sedangkan di Cirebon, betul-betul untuk makan semata-mata.

Motif batik di kursi restoran (dok pribadi)
Motif batik di kursi restoran (dok pribadi)
Nah, ada yang Cirebon lebih unggul ketimbang Bandung, yakni adanya satu kampung khusus yang bernama Trusmi yang disebut sebagai Kampung Batik. Tampaknya inilah yang menjadi magnet utama pelancong datang ke Cirebon, dan kuliner sebagai pelengkapnya.

Lokasi Kawasan Wisata Batik tersebut amat gampang ditemui karena hanya berjarak sekitar 500 meter dari gerbang keluar tol Plumbon. Nama Trusmi itu sendiri bermula dari Ki Gede Trusmi yang mengajarkan seni membatik beberapa abad yang lalu, sehingga menjadi warisan leluhur yang dijaga sampai sekarang.

Toko batik terbesar (dok pribadi)
Toko batik terbesar (dok pribadi)
Kampung Trusmi tersebut sebetulnya hanya terdiri dari satu ruas jalan utama dan bercabang ke beberapa ruas jalan yang lebih kecil. Baik di jalan utama, maupun di jalan yang lebih kecil, di kiri dan kanannya penuh oleh toko batik atau rumah yang sekaligus di depannya menjadi tempat berjualan batik. Ada pula yang berupa tempat pelatihan membatik. 

Bagi pelancong yang baru pertama kali berkunjung, sebaiknya tidak langsung singgah di sebuah toko batik yang terbesar ukurannya dan berada paling depan di jalan utama. Ada baiknya berkeliling dulu lebih ke dalam, keluar masuk beberapa toko atau rumah batik, biar lebih mengetahui beragam pilihan dan variasi harganya. Di toko kecil seperti ini bisa tawar menawar harga.

Bila berbentuk rumah, biasanya pengunjung harus melepas alas kaki sebelum masuk, seperti masuk rumah pada umumnya. Setiap rumah punya corak batik yang berbeda, karena masing-masing punya pengrajin sendiri. Jangan takut untuk masuk rumah-rumah batik tersebut meskipun tidak jadi berbelanja.

Bule mencari batik (dok pribadi)
Bule mencari batik (dok pribadi)
Setelah puas berkeliling, baru masuk ke toko terbesar yang pertama dilihat. Di sini memang banyak sekali persediaan batiknya, namun memakai sistem harga tetap sebagaimana di mal besar pada umumnya. Wisatawan asing pun ramai di toko ini, karena konsepnya seperti supermarket yang juga menjual aneka souvenir dan jajanan khas setempat.

Tidak itu saja, masih di komplek yang menyatu dengan toko besar tersebut, ada restoran yang meja, kursi, dan kacanya bercorak batik. Di toko utama sendiri, jelas semua hiasan di sana penuh dengan corak batik, termasuk keramik di teras depan serta lukisan di dindingnya.

Ada pula tempat pementasan tari topeng, sebuah tarian khas Cirebon di belakang komplek tersebut, berdekatan dengan lahan parkir yang amat luas, bisa menampung puluhan bus pariwisata.

Kampung batik di ruas jalan utama (dok pribadi)
Kampung batik di ruas jalan utama (dok pribadi)
Cirebon memang menjadi pesaing potensial Bandung, namun pelaku usaha pariwisatanya harus lebih kreatif lagi, agar pelancong tertarik datang berulang-ulang seperti kalau main ke Bandung. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun