Saat ini berwisata sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang dilakukan oleh banyak orang dalam mengisi hari libur. Bagi warga Jakarta dan sekitarnya, untuk berwisata jarak pendek yang bisa dilakukan tanpa menginap atau menginap untuk satu malam saja, banyak destinasi wisata di Jawa Barat dan Banten yang bisa menjadi pilihan.
Namun harus diakui, dari banyak pilihan tersebut, Bandung dan sekitarnya tetap masih nomor satu yang terbukti dengan banyaknya kendaraan dengan nomor polisi "B" yang memacetkan Bandung di setiap hari libur.Â
Tak dapat dipungkiri, Bandung punya banyak sekali objek wisata, Â dan melingkupi beberapa jenis wisata, mulai dari keindahan alam, taman kota, kuliner, kerajinan tangan, seni budaya, religi, dan yang terutama adalah shopping. Macet tidak lagi jadi penghalang karena kuatnya daya tarik objek wisata itu tadi.
Jangan heran kalau melihat semakin banyak warga ibukota dan sekitarnya yang berkunjung ke Cirebon. Di samping itu wisatawan asing pun mulai terlihat, terutama dari Malaysia dan Cina yang datang berkelompok melalui paket wisata, dan juga bule-bule yang datang secara individu atau dengan temannya.
Sebetulnya ada banyak objek wisata di Cirebon dan sekitarnya, meskipun pantai yang indah tidak ada, padahal kota ini terletak di pinggir laut. Objek lama, tapi tidak begitu banyak dikunjungi wisatawan adalah Goa Sunyaragi, keraton, dan bangunan bersejarah di Linggarjati, di luar kota arah ke Kuningan.
Ada banyak sekali warung empal gentong di Cirebon. bahkan di Jalan Raya Panembahan, yang dilalui pengunjung sebelum masuk pusat kota bila ke Cirebon lewat jalan tol, berjejer warung yang menyediakan makanan mirip sop daging ini, tapi dimasak di dalam gentong dan menggunakan kayu bakar.
Empal gentong bisa berkuah santan atau berkuah bening. Biasanya empal ini dimakan dengan ketupat yang dicemplungkan ke mangkok empal tersebut. Tapi boleh juga memilih nasi dengan piring terpisah.
Khasnya nasi jamblang adalah nasi yang dibungkus pakai daun jati sehingga kalau dimakan saat masih panas, terasa nendang banget dengan aneka lauk yang mirip nasi rames.Â
Tapi kalau kuliner Cirebon ingin menyaingi Bandung, banyak yang perlu ditingkatkan lagi. Kuliner di Bandung sangat beragam dengan restoran berdisain unik, sehingga orang masuk tidak sekadar untuk makan, namun juga menikmati suasananya sekaligus memuaskan hasrat untuk berfoto. Sedangkan di Cirebon, betul-betul untuk makan semata-mata.
Lokasi Kawasan Wisata Batik tersebut amat gampang ditemui karena hanya berjarak sekitar 500 meter dari gerbang keluar tol Plumbon. Nama Trusmi itu sendiri bermula dari Ki Gede Trusmi yang mengajarkan seni membatik beberapa abad yang lalu, sehingga menjadi warisan leluhur yang dijaga sampai sekarang.
Bagi pelancong yang baru pertama kali berkunjung, sebaiknya tidak langsung singgah di sebuah toko batik yang terbesar ukurannya dan berada paling depan di jalan utama. Ada baiknya berkeliling dulu lebih ke dalam, keluar masuk beberapa toko atau rumah batik, biar lebih mengetahui beragam pilihan dan variasi harganya. Di toko kecil seperti ini bisa tawar menawar harga.
Bila berbentuk rumah, biasanya pengunjung harus melepas alas kaki sebelum masuk, seperti masuk rumah pada umumnya. Setiap rumah punya corak batik yang berbeda, karena masing-masing punya pengrajin sendiri. Jangan takut untuk masuk rumah-rumah batik tersebut meskipun tidak jadi berbelanja.
Tidak itu saja, masih di komplek yang menyatu dengan toko besar tersebut, ada restoran yang meja, kursi, dan kacanya bercorak batik. Di toko utama sendiri, jelas semua hiasan di sana penuh dengan corak batik, termasuk keramik di teras depan serta lukisan di dindingnya.
Ada pula tempat pementasan tari topeng, sebuah tarian khas Cirebon di belakang komplek tersebut, berdekatan dengan lahan parkir yang amat luas, bisa menampung puluhan bus pariwisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H