Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Berjodoh dengan Orang Kaya, Versi Berlawanan dari "Crazy Rich Asians"

21 September 2018   07:52 Diperbarui: 24 September 2018   01:24 2874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan di crazy Rich Asians (dok vanityfair.com)

Setelah itu ada keengganan dari keluarga kakek untuk mendatangi rumah besannya, mungkin karena merasa kurang dihargai, basa basi yang tidak nyambung, atau karena minder.

Tidak hanya itu, sang paman sendiri, yang setelah itu tinggal di sebuah rumah yang dibangun di atas tanah milik keluarga istri, juga terlihat tidak membaur dengan mertua dan ipar-iparnya. Paman lebih sering menghabiskan waktu di rumah kami yang sederhana di hari libur.

Seorang kakak sepupu saya satu kelas waktu SMP dengan keponakan dari istri paman. Tapi keduanya tidak merasa dekat, karena murid yang kaya punya geng yang anggotanya juga berasal dari keluarga kaya, anak pedagang besar atau anak pejabat. 

Setelah saya dewasa, saya mencoba menganalisis dan menyimpulkan bahwa perkawinan antar pasangan yang kondisi ekonominya berbeda jauh, punya tantangan yang besar. 

Secara individu, sang suami dan istri bisa saja tidak punya masalah serius bila keduanya betul-betul saling mencinta dan merawat cinta itu secara konsisten. Tapi hubungan di lingkup keluarga besar, relatif sulit untuk dibina dan cenderung hambar. 

Idealnya, latar belakang kedua keluarga besar tidak terlalu besar kesenjangannya. Namun dalam kasus paman, situasinya memang lain. Sudah suratan, seorang keluarga kaya dan bergaya ningrat  punya anak gadis yang oleh masyarakat disebut sebagai perawan tua. 

Ini suatu hal yang bisa "mencoreng" reputasi keningratannya. Maka jodoh untuk si gadis harus diupayakan semaksimal mungkin.

Adegan di crazy Rich Asians (dok vanityfair.com)
Adegan di crazy Rich Asians (dok vanityfair.com)
Mungkin, mencari lelaki yang juga berasal dari keluarga kaya agak sulit karena tentu mereka lebih memilih gadis yang lebih muda.

Tapi mencari jodoh yang asal tangkap saja, juga mencoreng reputasi. Maka seorang sarjana (awal 70-an masih langka sarjana di Payakumbuh) namun berasal dari "kasta" di bawahnya, menjadi pilihan yang pas.

Itulah sekelumit kisah yang bersentuhan dengan orang kaya dari sebuah kota kecil dan terjadi hampir setengah abad yang lalu. Jelas sangat tidak apple to apple dengan Crazy Rich Asians.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun