Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Masih Ada Beberapa Acara Televisi yang Menarik

8 September 2018   20:13 Diperbarui: 9 September 2018   21:44 2664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik menyimak sebuah tulisan di Kompasiana tentang semakin membosankannya acara televisi kita, maksudnya yang ditayangkan oleh stasiun televisi nasional yang jumlahnya sekitar belasan. 

Saya sepenuhnya setuju, karena juga merasakan hal yang sama. Betapa bosannya saya ketika melihat pembawa acara talkshow di sebuah televisi dengan jargon sebagai televisi masa kini. 

Pembawa acaranya yang juga seorang komedian, konon saat ini dengan tarif termahal di tanah air, sering mengulang bahan lawakan yang sama, sehingga jadi tidak lucu lagi, membuat saya betul-betul jemu.

Ada lagi stasiun televisi yang berkepanjangan menayangkan sinetron hikmah atau hidayah dengan ciri-ciri pada bagian ending, tokoh jahatnya akan meninggal dan saat pemakaman akan muncul peristiwa yang menakutkan sebagai azab atas dosa-dosanya. 

Kemudian, seperti yang telah ditulis oleh artikel yang saya tanggapi ini, acara debat politik dengan pembawa acara yang memihak, atau yang justru mendominasi pembicaraan sehingga seolah-olah pembawa acara ingin mengarahkan kesimpulan debat sesuai dengan yang ada di benaknya, juga tidak menarik untuk disimak.

Apalagi, bila pembawa acara tidak mampu memoderatori narasumber yang saling rebutan ngomong.

Yang tak kalah mengesalkan adalah acara musik yang berdurasi panjang banget, bisa sampai lima jam dan muncul setiap hari atau setiap malam, baik musik dangdut ataupun pop. Acara yang juga disebut dengan variety show ini, karena dipadukan dengan ocehan pembawa acara secara keroyokan, terasa sekali membuang-buang waktu.

Acara Lentera Indonesia (dok. netmedia.co.id)
Acara Lentera Indonesia (dok. netmedia.co.id)
Tapi terlepas dari semua kebosanan itu, saya yang masih setia menjadi pemirsa televisi nasional tetap bersyukur bisa menikmati beberapa acara yang menarik.

Tentu saja ini bersifat subjektif sesuai dengan kacamata saya sendiri. Namun saya berharap ada orang lain yang sependapat dengan saya. 

Yang jelas, acara yang menurut saya membosankan di atas, pasti banyak pula peminatnya. Buktinya pemasang iklan terus mengalir tiada henti. Tentu hal itu setelah mempertimbangkan rating acaranya.

Hanya saja, menurut saya, acara-acara seperti itu tidak edukatif, dan semata-mata hanya takluk oleh hukum pasar, mencari rating tinggi agar iklan masuk.

Adapun kriteria saya tentang acara televisi yang menarik adalah bersifat informatif, edukatif, inspiratif dan sekaligus menghibur.

Ya, tentu semua itu banyak terdapat di stasiun televisi berita. Namun jangan lupa, banyak pula televisi yang konten beritanya tidak dominan, punya acara yang saya jagokan.

Tentang program berita, itupun saya juga sering kesal karena dalam hari yang sama, satu berita sering diulang-ulang. Contohnya, berita di sesi siang sama dengan yang sudah ditayangkan di sesi pagi. 

Bahkan dalam sesi yang sama, berita yang sudah muncul di awal akan muncul lagi di akhir sesi. Kalau sudah begini, saya akan ganti saluran ke televisi berita yang lain, meskipun ada kemungkinan juga menyiarkan hal yang sama.

Baik, saya akan berikan beberapa acara televisi kita yang menarik bagi saya--tanpa menyebutkan nama stasiun televisi yang menayangkan, agar tidak disebut sebagai promosi: Lentera Indonesia, Indonesia Bagus, Explore Indonesia, Hidden Paradise, dan My Trip My Adventure, adalah beberapa contoh acara yang saya maksud.

Acara-acara tersebut banyak menggambarkan keindahan Indonesia di berbagai pelosok, dan sering dilengkapi pula dengan kisah perjuangan masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Atau, kisah anak kota besar yang mengabdi di pelosok dengan tulus.

Untuk acara talkshow, meskipun di atas saya sebut sebagai membosankan, saya memberikan pengecualian untuk acara Mata Najwa, Kick Andy, Indonesia Lawyers Club, dan yang dibawakan Rosiana Silalahi yang saya lupa nama acaranya.

Khusus acara Kick Andy menurut saya sangat inspiratif karena sering mengangkat kisah orang kecil yang berhasil mewujudkan sesuatu yang besar.

Berikutnya acara yang bersifat temporer tergantung pada suatu event, juga amat saya tunggu.

Televisi yang kemarin menyiarkan pertandingan atau perlombaan di Asian Games menurut saya juga sudah oke.

Apalagi ada beberapa atlet yang berasal dari keluarga kurang mampu, dieskspos bagaimana ia melawan keterbatasan finansial dengan semangat baja.

Untuk yang murni hiburan, saya menyukai Stand Up Comedy, di tengah kelangkaan grup lawak sekelas Srimulat atau  Warkop DKI di era 1980-an.

Untuk sinetron saya belum ketemu yang bagus selain serial Si Doel Anak Sekolahan, atau untuk sitkom yang secair Bajaj Bajuri. Jadi, sekarang saya tidak lagi mengikuti sinetron.

Sebetulnya ada lagi hal yang positif di televisi kita, terkait maraknya acara siraman rohani di setiap subuh.

Namun saya mohon maaf untuk jujur mengatakan bahwa banyak yang membosankan, meskipun saya tahu substansinya sangat penting bagi saya.

Tapi lagi-lagi saya bersyukur karena masih menemukan acara religi yang dibungkus dengan kreativitas tanpa terkesan sekadar berceramah di depan suatu majlis taklim.

Acara tersebut contohnya Halal Living Muslim's Journey, Muslim Travelers, Jejak Rasulullah, dan yang sejenis.

Sekali lagi, kesimpulannya, secara umum acara televisi makin membosankan, namun ada beberapa acara yang tetap menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun