Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Berburu Kuliner Malam di Kota Magelang

7 September 2018   17:46 Diperbarui: 7 September 2018   20:15 3028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Magelang relatif dekat dari Yogyakarta. Kota ini terkenal karena menjadi tempat pendidikan calon perwira militer. Maka siapapun yang sekarang ini menjadi petinggi angkatan bersenjata kita, bisa dipastikan punya kenangan indah dengan Magelang. 

Anekdotnya, yang paling tinggi jabatannya di Magelang bukan Walikota, tapi gubernur. Jelas bukan Gubernur Jawa Tengah maksudnya, namun Gubernur Akademi Militer yang berpangkat Mayor Jenderal TNI.

Bila kita berada di Kota Sejuta Bunga, demikian julukan yang diberikan buat Magelang, pada malam hari, suasananya terlihat semarak. Namun hal itu hanya berlangsung sampai sekitar jam 10 malam. Setelah itu kota yang terkenal tertib ini, mungkin karena ada akademi militer itu tadi, sudah sepi.

Sewaktu saya dan beberapa teman berada di kota Magelang, Sabtu (25/8) yang lalu, di senja hari sehabis salat magrib, kami berencana untuk berwisata kuliner dengan menjajal makanan yang mengundang selera di sana.

Sebelumnya perlu dicatat bahwa suasana kota Magelang tergolong nyaman untuk jalan-jalan. Tidak terlalu padat seperti Yogyakarta, tapi juga tidak terlalu sepi seperti Temanggung atau kota kecil lain di sekitar itu.

Bakso kerikil (dok pribadi)
Bakso kerikil (dok pribadi)
Yang juga membuat nyaman adalah kondisi pluralitas di sana. Ada masjid megah di alun-alun, ada klenteng cantik di pusat kota, dan banyak pula gereja yang bagus.

Baik, kita langsung ke topik utama, soal kuliner di malam hari. Menurut teman saya yang merupakan putra asli Magelang dan bertindak sebagai pemandu, makanan yang paling laku di malam hari adalah kupat tahu. 

Ternyata memang benar. Di jalan utama kota itu, ada banyak sekali warung kupat tahu, dan saat malam hari pembelinya melimpah sampai antre menunggu dapat giliran masuk, karena bangku yang tersedia sudah penuh.

Sate pisang (dok pribadi)
Sate pisang (dok pribadi)
Kami sendiri ikut antre di Kupat Tahu Pak Slamet, salah satu yang paling top di Magelang. Setelah saya dapat kursi, lalu menerima sepiring kupat tahu yang bahan utamanya ketupat, tahu, toge, kerupuk, dengan kuah bening yang bisa diberi kecap sesukanya, cukup menikmati makanan tersebut. Meskipun sebelumnya saya membayangkan akan menyantap kupat tahu berkuah kacang seperti yang pernah saya coba di Bandung.

Selesai makan kupat tahu, kami sejenak berkeliling kota sambil menunggu perut agak longgar lagi, karena sudah meniatkan agenda berikutnya, menjajal bakso kerikil. Kerikil? Ya, namanya memang aneh begitu, tapi pasti bukan kerikil beneran.

Tempat berjualan bakso kerikil. Dok pribadi
Tempat berjualan bakso kerikil. Dok pribadi
Bakso kerikil tersebut ternyata ada banyak pedagangnya yang terpusat di suatu lokasi, tepatnya di Taman Kota Badaan. Di sana tersedia tempat makan berupa meja dan bangku yang sederhana, namun cukup layak. Sesuai namanya, ukuran baksonya memang kecil-kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun