Sabtu kemaren (4/8), timnas U-16 kita berhasil menggasak Timor Leste 3-0. Tapi sebetulnya itu bukan pertandingan yang mudah, karena sampai turun minum, skor masih kacamata 0-0. Pemain kita nyaris frustasi karena berkali-kali gagal mencetak gol.
Ternyata Timor Leste bukan anak bawang dalam urusan sepak bola. Dan itu sebetulnya telah terlihat sejak lama, sejak masih bernama Timor Timur dan menjadi provinsi ke 27 Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Waktu itu, ada satu pemain asal Timor Timur yang sangat menonjol, dan akhirnya memperkuat timnas Indonesia. Tentu banyak pemerhati sepak bola yang masih ingat namanya. Ya, betul, namanya Miro Baldo Bento.
Eh, ngomong-ngomong di mana ya ia sekarang? Apakah masih main bola? Nah saya mencoba berselancar di beberapa situs berita daring, antara lain bola.com, tribunnews.com dan wikipedia. Hasilnya digabung dengan ingatan saya sendiri, terangkum seperti berikut.
Lahir di Dili, 4 Juni 1975, di Dili, tahun saat penjajah Portugis hengkang dari Timor Timur, dan sebagian aktivis politik di sana yang pro integrasi dengan Indonesia meminta Indonesia masuk, otomatis Bento sejak lahir telah menjadi warga Indonesia.
Bakatnya bermain bola membawa Bento berkiprah di beberapa klub besar di tanah air, mulai dari Arseto Solo (1992-1998), Persija (1998-1999) Â dan PSM Makassar (1999-2000). Puncak karirnya adalah ikut memperkuat timnas Indonesia di tahun 1998-1999, dan mencetak tiga gol di Piala AFF 1998 di Vietnam.
Tahun 2000 pelatih timnas Nandar Iskandar kembali memanggil Bento. Tapi muncul polemik karena sejak 1999 sesuai hasil referendum yang diawasi PBB, mayoritas warga Timor Timur memilih melepaskan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri, Timor Leste.
Saat itu Bento pernah mengucapkan bahwa ia tertarik untuk menjadi warga negara Timor Leste, sehingga nasionalismenya diragukan banyak pihak saat Nandar memanggilnya ke timnas Indonesia. Tapi Nandar beralasan karena waktu itu Bento masih memegang KTP Indonesia.
Sejak saat itu karir Bento mulai meredup dan hanya bermain di klub-klub papan bawah Indonesia, bahkan di klub yang sekarang disebut sebagai Liga 2 atau Liga 3, meskipun sejak 2005 ia sudah berpaspor Timor Leste. Sejumlah klub dimaksud antara lain Perseden Denpasar, Persijap Jepara, Persmin Minahasa, dan PSBL Langsa.
Tahun 2010 Bento hijrah ke kota kelahirannya, Dili, Timor Leste. Awalnya ia berniat gantung sepatu. Tapi tahun 2016 ketika Timor Leste mulai memutar kompetisi antar klub yang bersifat profesional, Bento kakinya "gatal" lagi dan memutuskan memperkuat klub FC Poto Taibesse, dan sekaligus menjadi asisten pelatih.
Hanya sedemikian perkembangan karir Miro Baldo Bento yang baru terlacak. Apakah ia masih main di tahun 2018 ini? Kalau iya, termasuk luar biasa karena usianya sudah 43 tahun. Atau mungkin sudah jadi pelatih?