Ubud adalah salah satu kota kecil di Bali yang terkenal antara lain karena mempunyai beberapa museum lukisan. Jangan bayangkan museum di sana seperti di banyak daerah lain di Indoensia, yang museumnya sepi dari pengunjung, meskipun digratiskan, kecuali bila ada rombongan anak sekolah yang diwajibkan berkunjung oleh gurunya.Â
Nah, museum di Ubud, kondisinya jauh berbeda, karena termasuk banyak diminati wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Padahal rata-rata untuk masuk sebuah museum di Ubud, pengunjung harus merogoh kocek yang tidak murah.
Di antara sekian buah museum di Ubud, yang terbesar dan sekaligus favorit bagi wisatawan adalah Agung Rai Museum of Art (ARMA). Museum yang terletak di Pengosekan, Ubud, Kabupaten Gianyar, ini memiliki area yang amat luas, dan tarif masuknya Rp 100.000 per orang.
Namun pada lembaran tiket masuk tertulis kalimat bahwa uang dari pengunjung akan digunakan untuk program pemeliharaan seni dan budaya oleh Yayasan ARMA. Jadi, anggap saja sebagai sumbangan bagi pelestarian kesenian dan kebudayaan, yang akan sangat bermanfaat bagi generasi mendatang.
Berikutnya ia menjadi pemandu wisata dan sekaligus mencoba menawarkan lukisan hasil karya para pelukis di Ubud kepada para turis yang dipandunya. Dari sinilah Agung belajar tentang seluk beluk lukisan serta memahami selera turis terhadap lukisan.
Kemudian di tahun 1978 ia mendirikan Agung Rai Fine Art Gallery  yang sampai sekarang masih ada di Peliatan, Ubud. Tapi mimpi besar Agung adalah membangun suatu tempat yang tidak saja sebagai tempat memamerkan atau menjual lukisan, tapi juga menjadi tempat pengunjung untuk menikmati berbagai hal berkaitan dengan budaya dan kesenian Bali.Â
Tempat belajar bagi yang ingin mendalami kesenian Bali, sekaligus juga tempat memanjakan mata dengan pemandangan alam yang menawan berupa area persawahan trasering (bertingkat), sungai, kolam ikan, taman bunga serta pepohonannya.
Apalagi kalau semua lukisan yang dipamerkan dilihat satu per satu, bisa menghabiskan waktu seharian. Makanya pengunjung yang waktunya terbatas, hanya mengamati beberapa lukisan yang sesuai seleranya, sedangkan lukisan lain dilihat sambil lalu saja.