Namun dengan kondisi seperti itu, justru membuat citra Nusa Penida sebagai daerah tertinggal dan miskin semakin sulit dihapuskan. Apalagi tanahnya cenderung kering, sehingga pertanian tidak begitu berkembang, dan nelayan menjadi mata pencaharian utama. Hal ini membuat pulau itu sulit untuk dipromosikan.
Ombak memecah di angel beach (Dok pribadi)
Lalu, sekitar dua tahun lalu, menurut cerita pemandu wisata yang saya gunakan, ketika Bupati Klungkung dijabat oleh putra daerah Nusa Penida, mulailah dilakukan langkah terobosan. Pertama dengan mengangkat sebuah festival, kemudian berlanjut dengan beberapa kali acara
 touring mengelilingi Nusa Penida.Â
Maka foto-foto dari acara di atas beredar di media sosial, yang banyak disukai orang terutama latar belakang keindahan alamnya. Beberapa stasiun televisi yang punya tayangan program traveling juga datang meliput. Nusa Penida mulai dikenal secara luas, dan bisnis pariwisata pun mulai menggeliat.Â
Broken beach (Dok pribadi)
Sesuai hukum ekonomi, "ada gula ada semut", maka banyak pengusaha transportasi laut yang menyediakan
speed boat. Kemudian beberapa hotel dan
homestay serta restoran mulai bermunculan. Jasa penyewaan mobil dan motor  juga berkembang amat pesat, dan banyak penduduk lokal yang berganti profesi dari nelayan atau petani jagung menjadi sopir sewaan, pemandu wisata, penjaga parkir, pekerja hotel dan restoran, dan sebagainya yang berkaitan dengan pariwisata.
Para wisatawan ada yang hanya datang tanpa menginap, cukup beberapa jam saja melihat beberapa obyek wisata utama. Tapi bila ingin menikmati sunrise dan sunset, maka mau tak mau harus menginap, minimal satu malam.Â
Masjid di Penida (dok pribadi)
Sayangnya, kondisi jalan raya di Nusa Penida terbilang sempit. Kalau dua kendaraan roda empat berpapasan, harus sangat berhati-hati. Ini membuat kendaraan tidak bisa melaju dengan kencang dan membuat macet, apalagi di beberapa tempat, jalannya "keriting".
Sering juga bila rombongan pelancong menggunakan beberapa mobil, jalanan jadi macet. Makanya turis bule lebih senang menyewa motor. Mobil dan motor sewaan banyak terdapat di pelabuhan tempat speed boat berlabuh.
Bule naik motor (dok pribadi)
Saya, karena tidak menginap, hanya punya waktu sekitar 4 jam saja di Nusa Penida. Sesuai saran dari pemandu wisata, saya memilih mengunjungi Kelingking Beach, Angel Beach dan Broken Beach.
Ketiga pantai tersebut semuanya menawan. Pantai Kelingking adalah obyek paling ramai, di mana dari atas ketinggian dapat dilihat semacam tebing berbentuk jari yang menjorok ke laut.Â
Di sini bagi yang berfoto harus ekstra hati-hati, karena tidak ada pagar pembatas dari tempat ketinggian. Yang lebih aman adalah berfoto di anjungan yang ada, namun harus antri dan membayar Rp 5.000 per orang.
Macet di jalan sempit (dok pribadi)
Pengunjung yang berani dapat turun ke pantai menyaksikan dari dekat bagaimana gulungan ombak menghantam tebing berbentuk kelingking itu tadi. Tapi jalan turun ke bawah berupa undakan yang seadanya, dan butuh waktu yang lama untuk sampai di pantai. Waktu yang lebih lama lagi diperlukan untuk  naik ke atas, ke tempat parkir kendaraan.Â
Lihat Trip Selengkapnya