Jangan pernah takut ke Papua. Sekiranya ada waktu, minimal empat hari, dan punya uang yang relatif mahal untuk membeli tiket pesawat karena jaraknya yang jauh, maka bagi mereka yang berdomisili di Indonesia bagian barat, sangat dianjurkan melancong ke Papua, termasuk Papua Barat sebagai provinsi hasil pemekaran. Kata orang, tak kenal maka tak sayang.
Justru kalau sudah kenal secara langsung dengan Papua, sangat mungkin membuat pendatang jatuh cinta. Jangan membayangkan masyarakat Papua masih berkoteka seperti dalam tarian yang ditayangkan acara budaya di televisi. Warna kulit saudara kita di sana memang hitam, tapi bila sudah berkenalan, lihatlah betapa ramahnya mereka.
Sayangnya, pengetahuan masyarakat di Pulau Jawa dan Sumatera tentang kondisi dan budaya di Papua relatif masih terbatas, dan lebih banyak berdasarkan berita dari media massa saja atau pelajaran di bangku sekolah. Tak heran kalau Papua masih dipandang sebelah mata karena dinilai sebagai daerah tertinggal, terpencil, dan "ter-ter" lainnya yang berkonotasi negatif.
Banyak yang enggan ke Papua karena takut terkena penyakit malaria, takut kesulitan mencari makanan yang baik dan sehat karena merasa orang Papua memasak umbi-umbian dengan tradisi bakar batu. Padahal, di kota-kota di Papua dan Papua Barat, sudah banyak rumah makan seperti di kota-kota lain di luar Papua.Â
Ironisnya, masyarakat belahan barat Indonsia tersebut bisa dengan bangganya menceritakan pengalamannya berkunjung ke negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Mereka hafal seluk beluk tempat berbelanja yang favorit di negara-negara tersebut.Â
Bukankah itu berarti membuang devisa untuk keuntungan negara setempat? Padahal kalau kita berwisata ke Papua, kalaupun harga makanan di sana sedikit lebih mahal, toh itu untuk kesejahteraan saudara-saudara kita sendiri.
Destinasi itu berupa gugusan pulau-pulau kecil berbatu karang yang sangat indah dilihat dari ketinggian, yakni Raja Ampat. Bagi penggemar menyelam, bisa pula menikmati keindahan bawah laut di Raja Ampat.
Dari Sorong perlu naik ferry selama dua jam ke Waisai, ibu kota kabupaten Raja Ampat. Di Waisai banyuak tempat menginap yang representatif, sebelum besoknya bisa mengeksplor Raja Ampat yang dapat ditempuh selama tiga sampai lima jam dari Waisai naik speedboat.
Jadi bagi yang punya waktu terbatas, dan tidak ingin menginap di resort yang ada di gugusan kepulauan Raja Ampat, masih memungkinkan untuk kembali ke Waisai di sore harinya. Bahkan bila trip ferry ke Sorong masih ada, bisa langsung kembali ke Sorong.
Kehidupan malam di Sorong sungguh semarak karena banyak warga setempat dan pelancong yang menikmati makan malam di warung-warung makan sepanjang pantai Sorong.
Tunggu apa lagi? Di libur panjang lebaran tahun ini, bila belum punya agenda lain, Â cobalah menikmati keindahan alam Papua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H