Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

BI Kembali Naikkan Suku Bunga

31 Mei 2018   12:57 Diperbarui: 1 Juni 2018   19:15 2835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: ekonomi.kompas.com

Setelah Bank Indonesia (BI) berganti nakhoda dari Agus Martowardojo ke Perry Warjiyo,  terlihat ada perubahan dilihat dari sisi kecepatan dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam penetapan suku bunga yang menjadi acuan bagi perbankan nasional.

Meskipun baru dua minggu yang lalu, saat Gubernur BI masih dipegang Agus Martowardojo, BI telah menaikkan suku bunga dari 4,25% menjadi 4,5%, ternyata Perry ingin lebih agresif lagi. 

Setelah seminggu menduduki kursi barunya, Perry tidak mau menunggu lama sampai diadakannya rapat rutin bulanan Dewan Gubernur  yang biasanya diadakan setiap pertengahan bulan. Maka Perry pun melakukan "Rapat Dewan Gubernur Tambahan" pada Rabu (30/5), yang menghasilkan keputusan kembali menaikkan suku bunga dari 4,5% menjadi 4,75%.

Tentu keputusan tersebut sangat terkait dengan masih "bandel"-nya nilai tukar rupiah karena masih saja berada di atas Rp 14.000 untuk 1 dollar Amerika Serikat (AS). Artinya dosis obat sebelumnya yang hanya menaikkan suku bunga menjadi 4,5% dinilai pasar sebagai gak nendang.

Jadi, BI sebagai penjaga gawang pengendalian nilai tukar rupiah, di samping tugas utamanya dalam mengendalikan inflasi, tidak mau rupiah makin terjerembab. Apalagi Federal Reserve (bank sentral AS) diprediksi akan menaikkan suku bunga lagi di Juni mendatang.

Dengan suku bunga rupiah yang lebih tinggi tentu diharapkan mampu menahan pergerakan rupiah agar tidak berbondong-bondong dikonversikan ke dollar AS, bahkan kalau perlu rupiah yang sebelumnya terlanjur didollarkan, bisa digiring "pulang kandang" lagi.

Artinya, dengan suku bunga acuan BI naik, maka deposito di bank-bank nasional diperkirakan juga segera naik, sehingga cukup menarik bagi mereka yang mempunyai dana. Demikian pula suku bunga obligasi yang juga menjadi incaran investor yang punya fresh money.

Namun, operasional bank selalu harus dilihat dari dua sisi. Berita gembira buat penyimpan dana di bank dapat pula dibaca sebagai berita sedih bagi peminjam dana dari bank.

Maka meskipun petinggi dari beberapa bank besar menyatakan mereka tidak akan segera menaikkan suku bunga pinjaman bagi nasabahnya, namun kekhawatiran para peminjam sangat beralasan, kalau beban bunga yang harus mereka bayarkan ke bank akan naik.

Diharapkan para pengelola bank bisa bijak dalam menentukan perubahan suku bunga. Jangan sampai jeritan para peminjam memukul balik bank tersebut kalau tunggakan cicilan kredit, yang lazim disebut non performing loan (NPL) makin membengkak.

Bank dengan nasabahnya harus mampu bersinergi, sama-sama berkembang dalam usahanya.

Perry Warjiyo (dok infobank)
Perry Warjiyo (dok infobank)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun