Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Samakan Malaysia dengan Indonesia, Sandiaga Perlu Hati-hati

29 Mei 2018   16:19 Diperbarui: 29 Mei 2018   16:34 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Sandiaga Uno, Wagub DKI Jakarta, akhir-akhir ini sering menghiasi media massa. Baru saja berita tentang limbah tinja warga DKI yang berhasil diolah menjadi air bersih, yang peresmiannya dilakukan oleh Sandiaga, menimbulkan beragam tanggapan dari publik. 

Padahal sebetulnya hal tersebut bersifat positif, tapi menjadi polemik ketika disebut-sebut air hasil olahan dimaksud akan dijadikan air minum. Untunglah sudah dibantah oleh pejabat PD PAL Jaya bahwa tidak diperuntukkan buat air minum.

Nah sekarang ada lagi pernyataan baru dari Sandiaga. Seperti yang diberitakan merdeka.com (28/5), Mendagri Tjahjo Kumolo terkejut Sandiaga berani membandingkan Jokowi dengan Najib Razak, mantan Perdana Menteri Malaysia. Menurut Sandiaga, kondisi Malaysia sama persis dengan Indonesia yang akan menggelar pemilihan umum tahun depan.

Lalu Tjahjo memberikan tanggapan bahwa pernyataan Wagub DKI tersebut tidak etis. Kami cukup terkejut, seorang wakil gubernur yang merupakan wakil pemerintah pusat di daerah, membuat pernyataan oposisi, kata Tjahjo di kantornya, Senin (28/5).

Memang pada diri Sandiaga terdapat dua posisi yang saling berimpitan. Di satu sisi jelas beliau adalah wakil pemerintah pusat di daerah, sehingga tidak etis kalau mengeluarkan pernyataan oposisi. Banyak gubernur lain yang merupakan kader partai oposisi seperti Ahmad Heryawan (Gubernur Jabar) dan Irwan Prayitno (Gubernur Sumbar), yang keduanya kader PKS, mampu menjaga komunikasi yang baik dengan Presiden dan pemerintah pusat.

Namun jangan lupa, Sandiaga juga didapuk menjadi menjadi ketua tim pemenangan Prabowo di pilpres mendatang. Sebagai kader Gerindra, jelas Sandiaga tidak bisa menolak tugas ini. Di sinilah kerancuan terjadi. Sebagai tim sukses Prabowo, tentu sah-sah saja Sandiaga membuat pernyataan yang secara politis bisa ditafsirkan mengecam penguasa saat ini.

Jelas sulit sekali memilah-milah, saat Sandiaga berbicara, ia sebagai wagub kah atau sebagai tim pemenangan Prabowo? Dalam hal ini akan lebih baik kalau dualisme ini bisa diakhiri, bila Gerindra berbesar hati mengihlaskan Sandiaga menjalankan tugas wagub sepenuhnya, dan mencari figur lain yang lebih bebas untuk menjadi ketua tim sukses Prabowo. 

Bagaimanapun juga Sandiaga perlu lebih berhati-hati dalam melontarkan pernyataan, termasuk dalam menjawab pertanyaan wartawan secara spontan. Jangan sampai jadi bumerang yang menghambat tugasnya sebagai wagub DKI Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun