Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Iklan Bisnis Daring di Media Konvensional dan Sebaliknya

12 Mei 2018   11:22 Diperbarui: 13 Mei 2018   09:51 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prediksi bahwa sekarang kita tengah memasuki masa senja kala bagi media konvensional, sepertinya ada benarnya. Paling tidak ini yang saya alami di keluarga saya. 

Tiga orang anak saya yang berstatus mahasiswa tidak ada lagi yang membaca koran dan menonton televisi. Kalau mereka butuh berita tinggal cari di media daring, termasuk kalau mereka butuh tontonan.

Alhasil hanya saya dan istri yang masih setia membaca koran, majalah dan buku. Lalu di malam hari kami rutin menonton berita atau hiburan dari televisi.

Namun ada pertanyaan yang timbul dalam benak saya melihat betapa gencarnya bisnis daring berpromosi di media konvensional. Sebut saja sekadar beberapa contoh, ada iklan gencar Tokopedia, Bukalapak, Shoppe, Traveloka, dan sebagainya.

Saking seringnya iklan tersebut muncul di televisi, sampai banyak yang saya hafal di luar kepala. Salah satunya adalah tentang suami istri yang mau menghadiri resepsi pernikahan, buru-buru datang untuk bersalaman dengan penganten, lalu pulang lagi. Gara-garanya adalah dari gawai mereka ada info klub bola kesayangan mereka lagi bertanding. 

Pesan yang disampaikan pengiklan adalah kalau mencari info apa saja, tinggal klik alamat atau aplikasi tertentu secara daring.

Pasti manajemen perusahaan daring sudah mengkaji dulu sebelum berpromosi di televisi dan koran. Artinya hasil kajian mereka memperlihatkan bahwa beriklan di media konvensional akan saling melengkapi dengan iklan di media daring.

Di lain pihak banyak pula media cetak dan stasiun televisi yang beriklan di media daring. Inilah bukti adanya hubungan saling membutuhkan antar jenis media, bukan hubungan saling mengalahkan.

Jelas bahwa suatu jenis media tidak bisa meng-cover semua segmen, sehingga mau tak mau untuk produk atau jasa yang menyasar segala usia atau bersifat masal, harus menggunakan media daring dan konvensional secara bersamaan sebagai tempat berpromosi.

Jadi, media konvensional dan daring harus bersinergi dan terintegrasi. Kelompok Kompas Gramedia (KKG) adalah salah satu contoh yang berhasil dalam melakukan sinergi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun