Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bali, Pulau yang Selalu Bikin Kangen

29 Maret 2018   21:59 Diperbarui: 31 Maret 2018   09:03 4306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di penghujung tahun 2017 yang lalu, sektor pariwisata di Bali sempat terpukul karena musibah meletusnya Gunung Agung. Meskipun sekarang sudah relatif aman, namun karena travel warning oleh beberapa negara belum dicabut, kedatangan turis asing di Bali belum seramai sebelum terjadi bencana. 

Untunglah turis domestik dari berbagai penjuru nusantara lumayan membantu para pelaku bisnis yang berkaitan dengan pariwisata di Bali, seperti hotel dan restoran, pengelola obyek wisata, pemandu wisata, transportasi, dan sebagainya. 

Demikian pula wisatawan asing dari luar Australia dan Jepang (yang sebelumnya mendominasi), seperti Cina, India, Malaysia dan negara-negara Timur Tengah, juga mulai terlihat seiring dengan terbukanya rute penerbangan langsung ke negara-negara tersebut.

Menjelang mentari tenggelam di Pantai Jerman, Kuta (dok pribadi)
Menjelang mentari tenggelam di Pantai Jerman, Kuta (dok pribadi)
Gambaran seperti itulah yang saya lihat langsung selama 4 hari 3 malam (23/3 sampai 26/3) di Bali, dan juga berdasarkan keterangan pemandu wisata yang menemani saya yang datang bersama dua orang kakak saya. Pemandu wisata ini juga masih terbilang saudara saya dan telah 22 tahun tinggal di Bali.

Bagi saya, perjalanan kali ini sudah kesekian kalinya ke Pulau Dewata tersebut. Meskipun demikian, tak pernah rasanya saya dihinggapi kebosanan. Bahkan boleh dikatakan Bali selalu mengangenkan. 

Namun bagi kedua kakak saya, keduanya perempuan dan pensiunan guru di Sumbar dan Riau, adalah pengalaman pertama. Bayangan sang kakak bakal kesulitan mencari tempat shalat dan mencari makanan halal di Bali, ternyata tidak beralasan. Di semua obyek wisata utama, gampang mencari rumah makan halal yang sekaligus menyediakan ruang untuk shalat. 

Tebing di kawasan Pantai Pandawa (dok pribadi)
Tebing di kawasan Pantai Pandawa (dok pribadi)
Garuda Wisnu Kencana, proyek baru di latar belakang (dok pribadi)
Garuda Wisnu Kencana, proyek baru di latar belakang (dok pribadi)
Museum Antonio Blanco (dok pribadi)
Museum Antonio Blanco (dok pribadi)
Saat saya mau menunaikan shalat Jumat, kebetulan lagi berada di kawasan Nusa Dua. Nah saya berkesempatan shalat Jumat di Pusat Peribadatan Puja Mandala. Di sini merupakan pusat peribadatan terpadu lintas agama, di mana terdapat masjid, gereja Katolik, gereja Protestan, Pura dan Vihara, yang saling berdekatan. 

Jadi, meskipun masyarakat Bali mayoritas pemeluk agama Hindu, namun dalam kesehariannya sangat menghargai pemeluk agama lain. Makanya, tanpa gembar-gembor, sebetulnya pariwisata syariah atau pariwisata halal bukan hal yang asing di Bali dengan sasaran turis Malaysia, Timur Tengah, di samping tentu saja wisatawan dalam negeri. 

Sawah di Ubud (dok pribadi)
Sawah di Ubud (dok pribadi)
Kintamani (dok pribadi)
Kintamani (dok pribadi)
Danau Batur (dok pribadi)
Danau Batur (dok pribadi)
Meskipun jumlah turis bule belum kembali ke kondisi normal, penampakannya yang khas dengan pakaian ala kadarnya sekadar menutup bagian tubuh yang penting-penting,  tetap gampang dicari. Bule di mata orang kita memang dianggap lebih tinggi kelasnya, sehingga banyak turis lokal yang ingin sekali berfoto bareng bule. Bila pintar melakukan pendekatan, bule yang diincar dengan senang hati melayani permintaan "penggemarnya".

Yang menarik bagi saya, meskipun sudah relatif sering ke Bali, selalu ada saja obyek wisata baru atau pengembangan dari obyek wisata yang telah ada. Ini salah hatu hal yang membuat banyak orang tidak bosan bertandang ke Bali. Bule-bule yang mulai jenuh dengan pantai tertentu yang mulai banyak didatangi turis lokal, akan mencari lokasi lain yang dianggap lebih eksotis. 

Maka pantai yang relatif baru dieksplorasi pun bermunculan, seperti Pantai Padang-Padang, Pantai Pandawa, Pantai Jerman, di bagian selatan Pulau Bali, atau Pantai Amed di kawasan timur. Namun demikian harus diakui, ada ketimpangan dalam peta pariwisata Bali, dengan menumpuknya obyek wisata di tiga kabupaten: Badung, Gianyar, dan Tabanan, yang  terletak di bagian selatan. Seandainya pembangunan bandara di Singaraja telah tuntas, tentu kawasan utara Bali juga akan menggeliat karena menyimpan potensi yang besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun