Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seniman Tidak Perlu Ilmu Matematika?

1 Maret 2018   13:57 Diperbarui: 2 Maret 2018   01:18 1706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dok.educenter.id
dok.educenter.id
Sebaliknya banyak pula contoh sarjana yang akhirnya meniti karir di bidang yang jauh dari bidang kesarjanaannya. Institut Pertanian Bogor (IPB) sering diplesetkan sebagai Institut Perbankan Bogor atau Institut Publisistik Bogor karena banyak alumninya yang berkarir di bank dan media masa. 

Apakah ilmu pertaniannya sia-sia? Menurut saya tidak, karena bagaimanapun ilmu tersebut tetap bermanfaat. Bankir yang mengerti pertanian pasti lebih punya pemahaman dalam memberikan kredit ke sektor pertanian. Demikian pula wartawan, toh dengan kemasan berita yang menarik, bidang pertanian bisa menjadi topik bahasan.

Sejak dikukuhkan menjadi Sarjana Matematika dari Kampus Institut  Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya pada tahun 1989, Desemba  Sagita Titaheluw tidak pernah menemukan pekerjaan sesuai dengan bidang  keilmuannya, hingga akhirnya menemukan kesamaan cara berpikir matematika dengan seni lukis yang saat ini mulai ditekuninya. Maksudnya cara penyederhanaan suatu masalah dengan menggunakan simbol-simbol seperti yang ada di pelajaran Matematika, sebetulnya juga membantu seorang pelukis.

Dari tangan Dewi Lestari lahirlah beberapa novel yang bergenre fiksi ilmiah, seperti novel Supernova yang sarat dengan istilah fisika. Erwin Gutawa, lulusan arsitektur UI, sekarang terkenal sebagai musisi yang memimpin sebuah orkestra. Jelaslah, ilmu-ilmu eksakta bukanlah ilmu yang "kering" yang tidak bisa akrab dengan dunia kesenian.

Kesimpulannya, Matematika dan pelajaran lainnya yang tergolong sulit bagi kebanyakan pelajar, bukan hanya diperlukan ilmuwan saja. Seniman sekali pun tetap perlu ilmu Matematika, minimal  Matematika level dasar. 

Dalam konteks anak sekolah, tumbuhkan minatnya agar bergairah belajar semua mata pelajaran, termasuk Matematika. Barulah di saat menerima ijazah, bila nilai Matematikanya rendah, besarkan hatinya dengan mengatakan banyak contoh orang sukses, meskipun saat sekolah tidak jago Matematika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun