Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Slank dan Kasih Sayang Sepanjang Masa Seorang Ibu

22 Desember 2017   07:45 Diperbarui: 22 Desember 2017   09:01 1841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunda Iffet dan Personil Slank (dok. magelang blogger)

Tanggal 22 Desember selalu kita peringati sebagai Hari Ibu. Empat hari setelah itu, tepatnya pada tanggal 26 Desember, para Slankers, julukan bagi penggemar grup band Slank, memperingati hari ulang tahun terbentuknya Slank. Band ini yang bermarkas di Jalan Potlot, Jakarta Selatan, tahun ini genap berusia 34 tahun.

Tidak berlebihan rasanya bila Slank ditasbihkan sebagai band nomor satu di tanah air. Kalaupun saat ini banyak bermunculan band pendatang baru yang langsung ngetop, Slank sering dijadikan sebagai acuan tempat belajar, karena posisinya yang melegenda. Apalagi bila  diukur dari jumlah fans fanatiknya yang amat banyak di seluruh nusantara, bahkan sampai ke luar negeri, Slankers tidak ada saingannya. 

Lalu soal umur, harus diakui amat sedikit kelompok musik yang bisa berumur begitu lama dan konsisten mengeluarkan album serta menggelar konser. Mungkin hanya band era 1970-an yang personilnya bersaudara seperti Koes Plus dan Panbers yang amat panjang nafasnya. Adapaun untuk generasi setelah itu, Slank -lah yang paling hebat. Di sisi lain, banyak band besar negeri ini yang bubar di saat kejayaannya seperti Padi (meski sekarang ada Padi Reborn), Dewa, The Fly, Stinky, Element, dan sebagainya.

Oke, sekarang tentang Hari Ibu. Selintas seperti tidak ada kaitan antara Hari Ibu yang berkonotasi penuh kasih sayang dengan Slank yang terkenal "garang" di atas pentas. Bahkan, dulu tak jarang vokalisnya Kaka tampil bertelanjang  dada sambil mengumandangkan lagu berirama rock and blues dengan suara seraknya. Tak urung raja dangdut Rhoma Irama yang juga mahir memainkan musik rock, sehingga melahirkan genre musik rock-dut (gabungan rock dan dangdut), enggan satu panggung dengan Slank bila Kaka bernyanyi telanjang dada.

Namun, kehebatan Slank bisa eksis bertengger dalam blantika papan atas musik Indonesia, tidak bisa dilepaskan dari peran Bunda Iffet, yang sekarang telah berusia 80 tahun. Secara biologis, Bunda Iffet adalah ibu dari Bimbim, sang penabuh drum yang juga personil Slank yang tertua. Tapi pada dasarnya sang bunda bertindak sebagai ibu bagi semua personil Slank.

Dalam puncak ketenarannya di pertengahan dekade 1990-an, beberapa dedengkot Slank, khususnya Bimbim dan Kaka, terjerumus menjadi pengguna narkoba. Saat itu, konon tanpa dibantu barang haram tersebut, Slank tidak bisa manggung, meskipun penonton juga tahu beberapa personil Slank tampil dalam kondisi fly alias setengah sempoyongan. Jelas dengan cara begitu, penampilan mereka tidak mungkin sempurna.

Nah, ketika itulah Bunda Iffet dengan penuh kesabaran mendampingi personil Slank berjuang sekuat tenaga menghilangkan ketergantungan pada narkoba. Sang bunda juga sekaligus mengambil alih manajemen Slank dengan bertindak sebagai manajer.

Keterlibatan Bunda Iffet terus berlangsung hingga kini. Itulah perwujudan kasih sayang seorang ibu yang berlangsung sepanjang masa. Ibarat kata pepatah, tak lekang karena panas, tak lapuk karena hujan. Meski sang anak juga sudah amat dewasa, sudah berkeluarga pula, dan sukses dalam karir, tetap mendapat limpahan kasih sayang ibu. Anak-anaknya pun, yang sebetulnya sudah jadi bapak-bapak, sangat menaruh hormat pada Bunda Iffet. Itulah salah satu rahasia kenapa bendera Slank selalu berkibar.

Karena peran Bunda Iffet pulalah, saat ini Slank tidak lagi sekadar berjingkrak-jingkrak bermain musik. Banyak peran lain yang dimainkan Slank, yang langsung atau tidak langsung amat berguna membangun karakter bangsa. Sadar bahwa mereka punya basis pengggemar para remaja dan anak muda yang amat banyak, yang secara psikis mungkin masih labil, Slank menggiring semua Slankers untuk selalu say no to drugs. Patut dicatat, Slank adalah duta Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam upaya pemberantasan narkoba.

Slank juga aktif dalam "berperang" melawan korupsi, sehingga tidak heran bila mereka sering digandeng Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam berbagai acara sosialisasi.  Dan yang menarik, Slank punya visi yang amat jelas dengan mendeklarasikan manifesto yang selalu disampaikan bila mereka manggung. Manifesto tersebut terdiri dari 13 ajaran yakni: (1) kita harus kritis, (2) berjiwa sosial, (3) penuh solidaritas, (4) saling setia, (5) selalu merdeka, (6) hidup sederhana, (7) mencintai alam, (8) manusiawi, (9) berani untuk beda, (10) menjunjung persahabatan, (11) punya angan yang tinggi, (12) menjadi diri sendiri, dan (13) membuka otak dan hati.

Selamat Hari Ibu, yang dalam tulisan ini terwakili oleh sosok Bunda Iffet, dan juga Bravo untuk  Slank, Slankers, dan semua penikmat musik Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun