Jadi meski bukan perusahaan publik, masyarakat tetap diharapkan "mengawal" Pertamina. Sebagai contoh, Program BBM Satu Harga adalah suatu program yang implementasinya sangat perlu dikawal oleh masyarakat. Program ini jangan hanya diliput bila Presiden blusukan ke pedalaman. Kalau setelah pejabat dari pusat pergi, harga kembali melambung tinggi, tentu itu bukan yang kita harapkan, juga bukan yang diharapkan Pertamina. Bila kesalahan itu juga terjadi karena "permainan" oknum Pertamina atau oknum Pejabat Pemda, tak perlu takut melaporkannya. Justru itu akan membantu manajemen Pertamina untuk meraih keberhasilan programnya.
Sekali lagi, Pertamina adalah kebanggaan kita, maka sekecil apapun peran serta masyarakat, tentu amat diperlukan. Apalagi masyarakat boleh dikatakan sebagai salah satu komponen stakeholder-nya, karena kita semua paling tidak adalah konsumen dari produk Pertamina. Bahwa beban berat ada di pundak manajemen Pertamina, itu pasti. Tapi dengan peran serta masyarakat, beban berat itu bisa terasa ringan, dalam membuat Pertamina lebih baik, dan lebih baik lagi.
Terakhir, sebagai penutup, tidak berlebihan kiranya bila disimpulkan bahwa "kejayaan Pertamina akan membawa kejayaan buat NKRI", mengingat peran amat vital dari sektor energi bagi pembangunan bangsa Indonesia. Sedangkan Pertamina adalah perusahaan migas yang terintegrasi dari hulu sampai hilir, dan tengah menuju menjadi perusahaan energi kelas dunia. Di samping itu Pertamina sekaligus ikut mengawal kedaulatan NKRI karena kehadirannya di seluruh pelosok tanah air, tidak saja di wilayah daratan, tapi juga di wilayah lautan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H