Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Money

Dirut dan Wadirut Pertamina Dicopot, Ada Matahari Kembar?

3 Februari 2017   15:09 Diperbarui: 3 Februari 2017   20:36 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat berita di berbagai media masih meributkan soal yang berkaitan dengan dampak persidangan kasus penistaan agama, tanpa banyak gembar gembor, ternyata tadi pagi (Jumat 3/2) telah berlangsung Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina yang memutuskan pencopotan Dirut Dwi Soetjipto dan Wadirut Ahmad Bambang.

Untuk mengisi kekosongan, telah ditunjuk Yenni Andayani sebagai  Pelaksana Tugas (Plt) DIrut sampai nantinya ditunjuk pejabat definitif. Yenni adalah pejabat karir di Pertamina yang memulai karir di perusahaan tersebut sejak tahun 1991 dengan posisi terakhir sebagai salah seorang Direktur.

Pertamina, sampai sekarang masih belum beratatus perusahaan terbuka (Tbk), dan seluruh sahamnya dimiliki oleh negara RI. Dengan demikian, untuk melaksanakan RUPS tidak ada kewajiban mengumumkan di media cetak jauh-jauh hari sebelumnya termasuk mengumumkan agenda rapat, sebagaimana yang diterapkan BUMN yang sudah Tbk seperti Telkom, BRI, BNI, Bank Mandiri, dan sebagainya. Sehingga pencopotan Dirut dan Wadirut Pertamina di atas, sepertinya tidak mendapatkan liputan yang ramai dari pers.

Sebagai informasi, Dwi Soetjipto sebelum di Pertamina telah meraih banyak penghargaan sewaktu menjabat Dirut Semen Padang dan berlanjut sebagai Dirut Semen Gresik dan Dirut Semen Indonesia (Semen Indonesia berfungsi sebagai induk perusahan bagi semua BUMN di bidang semen).

Maka ketika Dwi ditunjuk memimpin perusahaan minyak, tentu pihak pemerintah yang berwenang memilih telah memperhitungkan bahwa Dwi tidak punya latar belakang perminyakan. Tapi kemampuan kepemimpinannya yang tinggi dinilai akan mampu membawa Pertamina ke level yang berkelas internasional.

Namun dari beberapa situs berita online, justru terungkap alasan pencopotan Dwi adalah karena faktor kepemimpinan yang dinilai tidak mampu membangun tim manajemen yang solid. Konon di Pertamina ada matahari kembar, karena Dirut dan Wadirut jalan sendiri-sendiri. Makanya keduanya dicopot dan posisi Wadirut tidak lagi diisi.

Selama Dwi memimpin Pertamina,  hal yang menjadi keberhasilannya adalah menciptakan efisiensi, sehingga laba Pertamina di tahun 2016 yang lalu diperkirakan di atas Rp 40 triliun. Angka ini lebih besar dari pencapaian pesaing dari negeri jiran, Petronas.

Pencopotan Dwi sekali lagi membuktikan betapa "panas"-nya kursi Dirut Pertamina. Sepanjang era reformasi, hanya Karen Agustiawan yang berkuasa selama 5 tahun, periode yang dianggap "normal" bagi pemimpin BUMN. Karen akhirnya mengundurkan diri di tahun 2014 dan diganti oleh Dwi Soetjipto.

Sebelum Karen, Pertamina pernah dipimpin Ari Soemarno (2006 - 2009), Widya Purnama (2004 - 2006), Ariffi Nawawi (2003 - 2004) an Baihaki Hakim (2000 - 2003). Latar belakangnya berbeda-beda seperti Widya yang orang telekomunikasi, dan menjadi Dirut Indosat sebelum ke Pertamina. Baihaki sebelumnya sukses sebagai orang nomor satu di Caltex Pacific Indonesia (sekarang bernama Chevron, perusahaan minyak milik Amerika Serikat).

Jadi, orang yang dari perminyakan atau dari luar itu, tidak ada jaminan mampu mengendalikan kursi "panas" tersebut untuk satu periode penuh. Apakah Yenni yang nantinya akan menjadi dirut definitif atau ada jagoan lain, tetap perlu kemampuan fleksibilitas dalam menghadapi banyak sekali pihak yang berkepentingan dengan Pertamina, di samping mampu meningkatkan kinerja secara keuangan.

Tentang masalah matahari kembar, di beberapa BUMN justru mulus-mulus saja. Sebagai contoh di BRI ada Asmawi Syam dan Sunarso sebagai Dirut dan Wadirut. Mataharinya tetap satu yakni Asmawi Syam, meskipun untuk urusan penataan ke dalam, banyak diserahkan ke Sunarso. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun