Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Museum Angkut: Pertama dan Terbesar di Asia

1 Januari 2017   08:14 Diperbarui: 2 Januari 2017   10:42 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kota Batu, yang merupakan tetangga dari Kota Malang, Jawa Timur, mengalami perkembangan yang amat pesat dan tumbuh menjadi salah satu destinasi wisata utama di Jawa Timur.

Memang sejak zaman kolonial Belanda, Batu telah dikondisikan sebagai daerah peristirahatan karena udaranya yang sejuk. Maka oleh Belanda dibangun taman bunga dan kolam renang yang dinamakan Selecta. Villa-villa pun bertebaran sejak dahulu.

Tapi sejak belasan tahun terakhir dengan keberadaan Jatim Park 1, Jatim Park 2, (sedang dibangun pula Jatim Park 3) dan Batu Night Spectaculer, lonjakan wisatawan tidak lagi tertahankan dan membuat lalu lintas di kota kecil itu macet luar biasa.

Namun ada satu obyek lagi yang istimewa, yakni Museum Angkut. Inilah museum terbaik di negara kita yang dikelola secara profesional. Museum ini selalu ramai dikunjungi meski dipungut biaya yang relatif mahal Rp 100 ribu per orang.

Padahal di museum lainnya di negara kita, rata-rata kondisinya menyedihkan karena tidak dilirik wisatawan, walaupun telah digratiskan. Hanya pelajar yang dapat tugas dari gurunya yang berkunjung ke museum. Bahkan di Jakarta ada museum yang bagus dan dikelola dengan baik, seperti Museum Bank Indonesia dan Museum Gajah, namun tetap sepi pengunjung.

Kalau mencermati dari nama yang dipakai, Museum "Angkut" terkesan biasa saja, bahkan berbau ndeso. Tapi, ternyata nama tersebut tidak berpengaruh negatif. Dengan tampilan megah dan spektakuler, museum yang diklaim sebagai museum transportasi pertama dan terbesar di Asia tersebut, pantas menjadi tempat studi banding bagi mereka yang ingin belajar pengelolaan museum yang sukses secara komersial (dengan unsur entertaint yang kental) sekaligus tanpa kehilangan bobot edukasinya. 

Tentu amat besar investasi yang dikeluarkan untuk menghadirkan museum yang diresmikan tanggal 9 Maret 2014 tersebut. Tapi kunci utama sebetulnya bukan modal, namun kreativitas. Dengan kreatifitas yang luar biasa, akan menjadi magnet  bagi khalayak ramai, sehingga diyakini akan cepat balik modal.

Bila ingin menikmati Museum Angkut sepuasnya, sediakan waktu sehari penuh. Ada 300 koleksi kendaraan dari yang paling kuno sampai modern, dari pedati sampai pesawat terbang. Tidak hanya itu, di area seluas 3,8 hektar ini ada banyak sekali replika dan miniatur ikon beberapa kota besar di dunia, dari Stasiun Kereta Api Kota di Jakarta sampai Istana Buckingham di London. 

Uniknya, kalau pengunjung kelaparan atau ingin membeli oleh-oleh, ada banyak kios yang berada di beberapa rumah tradisional yang mewakili banyak daerah di negara kita yang terapung di sebuah kolam raksasa. 

Satu lagi, dari anjungan tertinggi di museum, pengunjung dapat menikmati keindahan Kota Batu.  Bahkan di malam hari, lampu-lampu di Kota Malang pun terlihat indah. 

Berikut beberapa foto tentang museum dimaksud yang saya ambil dari dokumen pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun