Bakat alam tersebut di negara kita amatlah berlimpah, termasuk di daerah yang kondisi alam dan sosial ekonominya relatif mirip Timor Leste seperti di Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Sayangnya justru tidak banyak pemandu bakat yang mau blusukan ke daerah yang jauh dari Ibu Kota Jakarta tersebut.
Andaipun ada beberapa pemain dari daerah tersebut yang terjaring, pembinaannya yang masih kurang konsisten. Akhirnya kita lebih banyak mengandalkan siswa sekolah sepak bola yang mampu membayar uang sekolah dan membeli berbagai perlengkapan yang harus dimiliki seorang pemain bola. Anak-anak kota besar siswa sekolah sepak bola ini, meski secara teknik lumayan baik, jiwa militansinya yang masih harus dipupuk terus.
Tentu kita tidak mau dipermalukan terus menerus, bila prestasi Indonesia di level Asia Tenggara saja semakin terpuruk. Di lain pihak negara tetangga punya program berjangka panjang yang menjanjikan harapan.
Semoga ketua umum PSSI yang akan segera dipilih (menurut rencana di Bulan Oktober mendatang), mampu mengapitalisasi bakat alam yang melimpah dari seluruh pelosok nusantara untuk digembleng secara konsisten dalam jangka panjang.
Membentuk kerja sama tim yang solid dengan jiwa militan saat bertarung di lapangan hijau, sama pentingnya dengan mengasah aspek teknik bermain bola. Itulah antara lain pelajaran berharga yang bisa dipetik dari keberhasilan saudara kita dari Bumi Lorosae, julukan lain dari Timor Leste.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H