Ada orang yang gemar membantu kaum dhuafa secara diam-diam, tapi ada pula yang memanggil wartawan setiap memberikan sumbangan. Sedangkan orang kaya yang jarang membantu tetangganya yang hidup susah, mengaku bukan pelit, hanya takut si tetangga jadi ketagihan dan tidak mendidik orang lain bisa mandiri.
Di kalangan orang kantoran, sikap pencitraan di level anak buah juga menarik diamati. Ada yang rajin kalau lagi dilihat oleh atasannya, tapi menolak disebut mencari muka. Ada yang malas dengan alasan sebel sama bos, padahal sudah dari sononya malas, karena sudah ganti bos beberapa kali, malasnya gak sembuh-sembuh.
Kalau sudah seperti ini sudah tidak relevan lagi membahas apakah hal itu riya atau bukan. Yang jelas jamaah tersebut seharusnya sudah tahu bahwa bila ada tersembunyi niat untuk memamerkan kesalehan atau agar dipuji orang lain, maka nilai ibadahnya akan terdegradasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H