Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Aktivitas Kantor Belum Normal, Karyawan Sibuk Halal Bi Halal

11 Juli 2016   12:10 Diperbarui: 11 Juli 2016   12:21 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini adalah hari pertama para karyawan masuk kantor setelah libur panjang lebaran. Di kantor tempat saya bekerja, mungkin sekitar 30 persen karyawan masih menambah cuti. Saya sendiri memilih masuk, karena di hari ini ada acara halal bi halal dengan manajemen puncak perusahaan, dan tentu antar sesama karyawan. Mungkin kalau bersalaman dengan teman lain, tidak begitu sulit. Tapi kalau bersalaman dengan Direksi dan Komisaris secara sekaligus dan efisien, ya saat halal bi halal ini. 

Bayangkan kalau saya menambah cuti dua hari saja, maka di hari pertama masuk saya merasa ada beban psikologis bila belum mendatangi anggota direksi satu per satu untuk menyampaikan permohonan maaf lahir batin, meski juga direksi belum tentu hafal siapa yang sudah menyalami beliau saat halal bi halal dan siapa yang belum. Budaya kita yang paternalistik membuat karyawan merasa takut bila belum sowan ke atasan.

Padahal kalau dipikir-pikir, dalam konteks lebaran ini, paling tidak, setiap orang di kantor tempat saya bekerja sudah saling bermaaf-maafan tiga kali, mungkin lebih. Pertama, di hari terakhir masuk kantor, semua sudah saling mengucapkan selamat lebaran (anggap saja porskot) sambil diembel-embeli mohon maaf lahir batin. 

Kedua (untuk yang kedua ini terpecah dalam dua a, dua b, dua c, dan seterusnya), yakni mohon maaf lahir batin melalui berbagai media sosial (tidak cukup via japri, juga di grup WhatsApp, Line, Telegram, BBM, facebook, twitter, dan entah apa lagi, di samping cara "kuno" seperti sms dan telepon langsung). Tentu saling berkirim kartu secara fisik via pos sudah dianggap "super kuno", tapi masih ada yang melakukan.

Ketiga, ya hari ini, saat pertama masuk kantor lagi setelah lebaran, termasuk secara formal dalam acara halal bi halal. Dalam pengumuman acara dimulai jam 9 pagi. Tapi jam 8.30 karyawan sudah antri mengular sejak keluar lift sampai di depan pintu masuk ruangan serba guna. Ternyata baru jam 9.30 bapak-bapak direktur bersama istri (satu di antaranya ibu direktur bersama suami), serta bapak-bapak komisaris bersama istri, mengambil tempat dan siap disalami seluruh karyawan.

Antrian pun mulai bergerak. Ada yang menyalami dengan dua belah tangan, dengan satu tangan, pakai gaya membungkuk, pakai cium tangan, pakai cipika-cipiki, dan berbagai berbagai gaya lagi. Ya ini sebetulnya seolah-olah anak buah saja yang minta maaf pada direksi-komisaris. Filosofisnya kan timbal balik. Hanya mungkin secara teknis akan sangat ribet, bila direksi-komisaris yang berkeliling menyalami anak buahnya satu per satu.

Seusai menyalami bos-bos itu, salami pula teman-teman lain. Lalu, nah ini dia acara yang ditunggu-tunggu, menyantap berbagai hidangan yang tersedia. Dari yang tradisional seperti nasi liwet, sampai yang berbau makanan Jepang atau Italia. Sambil mengunyah, menikmati lagu-lagu religi dari grup musik yang sengaja diundang untuk menyemarakkan suasana.

Alhamdulillah, hari ini para bos baik-baik semua. Kalau besok beliau-beliau marah-marah lagi karena anak buah kerja tidak becus, ya wajar saja. Minta maafnya disimpan dulu sampai lebaran tahun depan.  

Berikut foto-foto acara halal bi halal di sebuah kantor di Jakarta.

[caption caption="Lagu religi"][/caption]

[caption caption="Lahap"]

[/caption]

[caption caption="Antri bersalaman dengan bos"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun