Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Tak Ada Korelasi Jumlah Penduduk dan Prestasi Sepak Bola

1 Juli 2016   19:10 Diperbarui: 1 Juli 2016   20:01 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: i.ytimg.com

Setiap timnas sepak bola kita dipecundangi Singapura, sering sekali muncul komentar sinis: "Masak di antara 250 juta penduduk mencari 11 pemain susah banget? Malu dong sama negara kecil kayak Singapura". Sekilas cara berpikir seperti itu terlihat logis, tapi fakta sejarah membuktikan sama sekali tidak ada kaitan antara jumlah penduduk dan prestasi di bidang sepak bola.

Ketika Islandia yang berpenduduk lebih kurang 330 ribu jiwa membuat kejutan dengan masuk 8 besar di Piala Eropa, semakin kagumlah kita. 330 ribu orang, itu setara dengan penduduk Kecamatan Cibinong (bagian dari Kabupaten Bogor) yang berpenduduk 327 ribu. Sangat sedikit dibanding Singapura yang sudah dihuni sekitar 5 juta jiwa. Hebatnya ada 185 orang pelatih berlisensi A di Islandia, sesuatu yang langka di negara sebesar Indonesia.

Kalau melihat peringkat FIFA terbaru, dari 12 negara yang berpenduduk di atas 100 juta orang, hanya Brazil dan Meksiko yang masuk 20 besar. Brazil bercokol di peringkat 7 dan Meksiko di peringkat 16. Di Copa America yang baru saja usai, Brazil malah tidak lolos dari penyisihan grup, setelah dikandaskan oleh Peru, sedangkan Meksiko terhenti di babak 8 besar ditekuk Cile. Penduduk Peru adalah 31 juta jiwa dan Cile 18 juta jiwa. 

Cina, negara dengan penduduk terbanyak (1.377 juta orang) peringkat FIFA-nya masih di posisi 81. India dengan 1.291 juta orang berperingkat 163, masih lebih baik ketimbang Indonesia yang di peringkat 187. Timor Leste saja yang pernah menjadi provinsi ke 27 Indonesia dengan penduduk 1,2 juta orang punya peringkat 177. Untungnya meski peringkat kita (kebetulan) sedang di bawah Timor Leste karena dampak dari kisruh organisasi sepak bola kita, secara head to head dalam laga versus Timor Leste, kita masih unggul.

Meskipun fakta statistik telah mengungkapkan tidak ada korelasi antara jumlah penduduk dengan prestasi sepak bola, namun secara psikologis, memang ada beban mental bila kita sebagai negara besar dikalahkan negara kecil, seperti Singapura. Apalagi bila Brunai Darussalam dan Timor Leste mengalahkan kita, pasti akan menjadi bahan olok-olok yang memalukan kita. Itu jugalah yang terjadi saat Inggris dihantam Islandia baru-baru ini di Piala Eropa.

Lalu apa artinya penduduk yang melimpah dalam urusan persepakbolaan. Jangan khawatir, pasti berarti banyak.Tidak terbantahkan, penduduk Indonesia yang banyak dan terkenal sebagai penggila bola adalah pasar yang amat besar. Itulah yang membuat FIFA saja tidak berani lama-lama memberi sanksi, karena banyak bisnis yang terbengkalai kalau Indonesia dikucilkan. 

Klub besar peserta Liga Inggris, Spanyol, dan Italia sangat senang dengan penggemarnya yang amat banyak di Indonesia. Anak muda berkostum dan atribut klub kebanggaannya, tanpa sadar ikut berkontribusi pada pelarian devisa ke luar negeri. Nilai hak siar televisi selalu meningkat tajam, namun dijamin tetap menguntungkan karena antrenya pemasang iklan, dari produsen kopi atau kacang sampai produk berteknologi canggih.

Masalahnya, sampai kapankah kita berbangga hati kalau hanya sekadar "obyek" pasar semata yang dikuras rupiahnya dalam jumlah amat besar?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun