Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Punting di Cam River, Pengemudinya Ganteng-ganteng

13 April 2016   13:22 Diperbarui: 13 April 2016   13:26 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan saya yang lalu mengetengahkan keadaan umum kota Cambridge, Inggris.  Kali ini saya berkesempatan naik perahu menyusuri Cam River, yakni sungai yang mengelilingi Universitas Cambridge. Banyak pemandangan bagus sepanjang perjalanan yaitu banyaknya gedung kampus kuno (ada yang menjadi tempat shooting film Harry Potter), taman bunga, padang rumput, jalur khusus orang berjalan kaki atau berolah raga, sapi yang lagi merumput, dan sebagainya.

Memang berbicara tentang aktivitas wisatawan di Cambridge, maka yang paling diminati adalah naik perahu, atau disebut punting dalam bahasa Inggris. Untuk ukuran Indonesia tarifnya lumayan mahal yakni 16 poundsterling atau sekitar rp 300 ribu per orang untuk sekitar 45 menit. Isi perahu sekitar 10 sampai 12 orang.

Cara menjalankan perahunya agak unik. Ada "sopir" yang berdiri di bagian belakang perahu dengan memakai sebatang galah panjang. Yang menarik, terutama bagi cewek-cewek wisatawan dari Indonesia, rata-rata pengemudi perahu tersebut berwajah ganteng, yang kalau di Indonesia mungkin sudah ditawari jadi bintang sinetron. 

Tak heran, bila ada beberapa cewek Jakarta yang minta diajarin cara mengemudi perahu, padahal hanya ingin kenalan dan foto bareng. Ada dua foto tentang hal tersebut saya sertakan di sini. Ketika diwawancara, ternyata pengemudi perahu kebanyakan adalah mahasiswa yang bekerja part time. 

Setelah itu saya berniat mencari souvenir di pusat kota. Sayang baru jam 6.40 sore toko-toko sudah pada tutup. Cambridge memang kota yang teratur, sehingga jam buka-tutup toko pun harus diketahui agar tidak kecewa. Padahal sekarang sampai jam 19.30 masih terang. Kota berangsur sepi,  meski sesekali saya berpapasan dengan sekelompok mahasiswa yang pulang ke dormitory-nya. Satu grup tur wisata sedang mendapat penjelesan dari guide-nya di depan sebuah gedung tua. Hanya kafe dan restoran yang dipenuhi para mahasiswa yang lagi makan malam.

Berikut beberapa momen  yang sempat saya abadikan.

[caption caption="Pangkalan perahu"][/caption]

[caption caption="Padang rumput"]

[/caption]

[caption caption="Kebun bunga"]

[/caption]

[caption caption="Jogging track"]

[/caption]

[caption caption="Sapi merumput"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun