Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teman-teman Tionghoa Saya

8 Februari 2016   18:07 Diperbarui: 8 Februari 2016   18:33 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang saya maksud pembelajar yang serius adalah tekun dan total dengan pilihannya. Artinya mereka bertanggung jawab dengan pilihan tersebut. Kalau jadi pegawai ia pegawai yang tekun. Kalau dosen, ia dosen yang berdedikasi tinggi. Dosen saya Gaffar Salim yang saya singgung di atas, sedikit pun tidak berkurang semangat mengajarnya meski pangkatnya entah kenapa lama sekali naiknya. Ada dosen saya lagi, yang juga keturunan Tionghoa, Sayuti Gazali, sangat bangga akhirnya bisa memakai seragam korpri, setelah empat tahun menunggu baru SK PNS-nya keluar. Artinya selama empat tahun beliau harus puas sebagai dosen honorer.

Kalau jadi pedagang, ia pedagang yang tekun juga. Konsisten menjaga mutu. Tidak mau mengelabui konsumen. Barang grade B memang dibilang B, sehingga pembeli puas. Kalau memilih jadi artis, ia jadi artis yang serius, seperti kerasnya perjuangan seorang Agnez Mo. Atau juga almarhum Teguh Karya yang begitu total mengembangkan perfilman kita. Apalagi kalau kita ngomongin olah raga. Masih terbayang isak tangis haru Susi Susanti saat Indonesia Raya berkumandang dan ia menerima medali emas Olimpiade Barcelona 1992 di nomor tunggal putri bulutangkis.

Di Padang sendiri, banyak etnis Tionghoa yang sukses berbisnis rumah makan, bukan dengan masakan Cina, tapi masakan Padang. Industri oleh-oleh khas Minang berupa kripik balado, yang paling top dibuat oleh Christin Hakim, juga etnis Tionghoa. 

PK Oyong, pendiri koran Kompas, adalah etnis Tionghoa kelahiran Payakumbuh. Tentu meski sudah lama meninggal dunia, PK Oyong meninggalkan warisan yang sangat berharga, kelompok bisnis Kompas-Gramedia, yang berbisnis dengan idealisme tinggi.

Jelaslah, banyak juga saudara kita etnis Tionghoa yang bukan pedagang. Tapi bidang apapun yang dipilihnya, mereka jalani dengan sungguh-sungguh. Tak ada yang dirahasiakan tentang kunci sukses saudara-saudara kita tersebut. Tak perlu dicemburui. Kuncinya jelas, silakan teladani ketekunannya, fokus pada satu bidang, dan konsisten, atau istilah di agama Islamnya istiqamah.

Kembali ke teman-teman Tionghoa saya semasa kuliah, saya mengucapkan selamat merayakan Imlek pada mereka semua, di manapun mereka berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun