Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kalender, Buku Agenda, dan Kaos

26 Januari 2016   21:00 Diperbarui: 26 Januari 2016   21:07 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada tiga barang yang kalau saya dapatkan dari kantor saya lebih dari 1 buah, maka kelebihannya akan saya bagi pada sanak saudara. Kebetulan ulang tahun perusahaan tempat saya bekerja adalah mendekati akhir tahun, sehingga di libur tahun baru, beberapa saudara rutin menagih agar dibagi ketiga barang tersebut, atau salah satu, atau salah duanya. Pokoknya kebagian. Ketiga barang tersebut adalah kalender, buku agenda, dan kaos bergambar logo ulang tahun perusahaan tempat saya bekerja.

Seperti baru-baru ini, saya dapat 5 buah kalender, 3 buku agenda, dan 4 buah kaos. Saya buat daftar ada 9 orang yang karena kedekatan hubungan keluarga layak diberi. Pernah dulu, sekali waktu karena acara pembagian bersamaan dengan arisan keluarga, maka stock yang ada saya gelar. Ternyata yang menjadi pilihan pertama alias paling laku adalah kaos. Yang paling gak laku adalah buku agenda. 

Makanya tahun ini, saya memberikan secara diam-diam. Kaos saya utamakan untuk yang masih berusia muda dan suka berolahraga. Kalender untuk saudara yang lebih tua. Buku agenda tidak saya bagikan karena memang tidak disukai, bahkan iseng-iseng saya mendapatkan bukti bahwa buku agenda yang saya beri kepada seseorang beberapa tahun yang lalu, sampai sekarang masih utuh, tidak digunakan untuk mencatat. Apalagi sejak semua orang pegang ipad atau smartphone, praktis agenda tidak lagi diperlukan

Saya sendiri, dasar orang jadul, tetap sering mencatat sesuatu di buku agenda. Karena saya bekerja sudah demikian lama, maka saya punya koleksi buku agenda yang banyak, dari tahun pertama saya bekerja sampai sekarang. Mulai dari versi lengkap gaya lama, yang di samping berisi daftar pejabat dan  alamat semua kantor cabang dari perusahaan tempat saya bekerja, juga ada peta kota Jakarta, daftar nama dan alamat hotel, rumah sakit, nomor telpon penting seperti pengaduan ke kepolisian atau pemadam kebakaran, dan sebagainya. Kalau versi sekarang jauh lebih ringkas. Betul-betul hanya keterangan tentang perusahaan, kolom untuk diisi dengan identitas pemilik buku agenda, kalender, lalu lembaran-lembaran kosong bergaris tempat mencatat. Info lain tidak ada. Toh mau info apapun tinggal googling.

Kaos jadi favorit karena sesuatu yang bersifat "pamer" dan tahan lama. Yang masih baru sering saya pakai kalau jogging di taman dekat rumah. Yang agak lamaan saya pakai tidur. Jadi betapa loyalnya saya sama perusahaan, sampai-sampai setiap malam saya bawa tidur. Malam ini kaos ulang tahun ke sekian. Besok hut yang ke sekian. Besoknya lagi yang ke sekiannya lagi. Yang udah bolong-bolong dipakai untuk membersihkan debu.

Kalender punya masa pakai setahun, setelah itu berakhir di tumpukan koran bekas sebelum berpindah ke tukang loak. Namun begitu, bagi karyawan, kalender termasuk yang paling sering ditanyakan ke bagian logistik bila sampai pertengahan Desember masih belum dibagikan. Kalau sudah dibagi, maka yang dilihat duluan bukan gambarnya, tapi berapa banyak tanggal merahnya. Bila banyak tanggal merah di hari Senin atau Jumat, para karyawan bersorak gembira. Bila hari besar jatuhnya bersamaan dengan hari Sabtu atau Minggu, ini sesuatu yang mengecewakan.

Kalender ternyata ditunggu-tunggu kakak saya di kampung. Meski adakalanya gambarnya gak bagus, tetap dipajang di ruang tamu. Karena yang penting ada logo perusahaan. Pas kalo ada tamu, kakak saya dengan bangga akan cerita bahwa adiknya kerja di perusahaan yang ada logonya di kalender. Kalender tersebut setiap tahun memang ada temanya sesuai selera direksi. Ada tema lukisan, foto pemandangan alam, foto penari, seri pahlawan, seri flora, seri fauna, seri wayang, seri tempat ibadah, atau seri kata-kata mutiara. Saya sendiri paling suka seri pemandangan alam.

Kalender, kaos dan agenda, mungkin barang ecek-ecek kalau dipandang secara satuan. Tapi ternyata ini bisnis besar saudara-saudara. Soalnya perusahaan tempat saya bekerja mungkin mencetak dalam jumlah ratusan ribu,  untuk karyawannya di seluruh Indonesia yang tersebar di ratusan cabang dan untuk para relasi. Dulu,di zanam "jahiliah", konon karyawan yang bertugas untuk pengadaan kalender, buku agenda, dan kaos, tergolong "basah". 

Kenapa saya bisa dapat kalender 5 buah, padahal maksudnya yang 4 buah adalah buat relasi perusahaan yang sering berkaitan dengan tugas saya. Bahwa itu saya belokkan buat sanak-saudara, murni "kesalahan" saya. Demikian juga buku agenda dan kaos, selalu ada alasan untuk meminta lebih. Eh ngomong-ngomong saya sebetulnya juga beberapa kali dapat payung, tas kecil, mug, atau barang promosi lainnya yang berlogo perusahaan tempat saya berkarir. Ini juga "kesalahan", karena maksudnya dibagikan buat pelanggan. Tapi kesalahan saya tidak fatal, karena saya menyimpan bukti bahwa saya pun juga seorang pelanggan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun