Kebetulan hari Minggu tanggal 17 Januari 2015 yang lalu saya berkesempatan pulang kampung ke Sumatera Barat selama 3 hari. Ada beberapa kota yang saya singgahi yakni Padang, Padang Panjang, Bukittinggi dan Payakumbuh.
Ada hal yang menarik perhatian saya, yaitu di semua kota-kota tersebut, bisnis makanan berkembang amat pesat. Dan itu tidak hanya di area perkotaan, tapi juga di desa-desa khususnya di desa yang dilewati jalan raya antar kota tersebut.
Dulu, di era sebelum tahun 2000-an, mencari makan di kota-kota kabupaten di provinsi Sumbar, pasti ketemu rumah makan dengan masakan Minang. Bahkan ada anekdot bahwa di Sumbar gak ada rumah makan Padang, karena di papan nama rumah makan tersebut tidak akan dituliskan "masakan Padang" atau "masakan Minang"-nya, seperti yang ditemukan di daerah lain. Kenapa? Karena tanpa ditulispun semua orang tahu rumah makan tersebut pasti menyediakan masakan Minang.
Sekarang apapun jenis makanan yang banyak terdapat di kota-kota lain, juga ada di Sumbar. Versi Jawa, Sunda, Betawi atau luar negeri, semua ada. Mulai dari ayam penyet, pecel lele, soto betawi, soto kudus, soto lamongan, nasi uduk, ketoprak, bakso, siomay, kebab, pizza, burger, sea food, ayam goreng ala amerika, dan sebagainya.
Pengamatan sekilas saya, untuk para turis baik lokal maupun asing Asia, lebih memilih rumah makan Minang yang sudah punya nama. Turis non Asia ada yang juga menyukai masakan Minang ada pula yang tidak cocok sehingga mencari masakan non-Minang. Justru penduduk lokal yang mulai menyenangi masakan non-Minang. Mungkin sebagai variasi. Saya melihat banyak pelajar SMA yang makan di gerai KFC atau Texas Fried Chicken.
Yang juga tidak terelakkan, pelanggan masing-masing rumah makan di Sumbar makin beragam, sehingga jangan heran kalau dilayani dengan berbahasa Indonesia. Banyak karyawan yang bukan orang Minang ditempatkan di berbagai instansi atau berbagai perusahaan yang punya kantor cabang di kota - kota di Sumbar. Mahasiswa luar daerah yang kuliah di berbagai kampus di Padang juga lumayan banyak.
Artinya, kebutuhan aneka kuliner memang sudah terasa dengan makin heterogennya pelanggan. Kemampuan penjual dalam menyediakan makanan juga semakin variatif. Banyak orang asli Padang justru menjual nasi uduk atau bakso, sebaliknya banyak pula orang Jawa yang menjual nasi padang. Â
Jadi kalau berwisata ke Sumbar, di samping menikmati keindahan alamnya, jangan lupakan berburu aneka makanan enak. Sea food yang enak terdapat di restoran yang berjejer sepanjang Pantai Padang. Sate yang enak ada di Padang Panjang. Gulai kepala ikan di Pariaman. Dendeng Batokok di Sijunjung. Nasi kapau di Bukittinggi, dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H