Laga terakhir babak 8 besar Piala Sudirman untuk grup yang bermain di Stadion Manahan Solo, mempertemukan Semen Padang dan Persija. Sebelum bermain, pelatih Persija, Bambang Nurdiansyah yang menargetkan menang tanpa peduli skornya dan tanpa peduli bisa lolos atau tidak ke babak berikutnya. Kemenangan akan menjadi kado ulang tahun kelompok supertor Persija, The Jakmania. Sebagai catatan, Jakmania berdiri 19 Desember 1997.
Di lain pihak pelatih Semen Padang, Nil Maizar, mengharapkan para pemainnya bisa menampilkan permainan terbaiknya dengan menunjukkan kompetensi setiap pemain. Ini demi harga diri dan memenuhi harapan masyarakat Sumatera Barat, kata Nil. Semen Padang hanya butuh seri dalam waktu normal. Kalah dalam adu pinalti pun akan membawa Semen Padang melenggang ke 4 besar.
Di babak pertama, permainan relatif berimbang, sesuai dengan skor sampai turun minum yang masih 0-0. Persija mendapat beberapa peluang, di antaranya dari tendangan Pacho yang dapat ditangkap kiper Jandia. Sedangkan Semen Padang mendapat peluang dari umpan lambung kepada Nur Iskandar yang bisa diselamatkan kiper Andritany.
Di babak kedua, Semen Padang merubah taktik dengan lebih banyak keluar menyerang. Dalam 15 menit pertama di babak kedua, Semen Padang mendapat 4 kali tendangan pojok. Namun kiper Andritany tampil gemilang.Â
Petaka datang bagi Persija. Di menit ke 65, Hendra Bayauw yang tinggal berhadapan dengan kiper Andritany, dijatuhkan dari belakang oleh Maman Abdulrahman, palang pintu Persija. Wasit menghadiahkan pinalti bagi Semen Padang yang dueksekusi secara sempurna oleh James Koko Lomel. 1-0 buat Semen Padang.
Di menit ke 82, dari sebuah serangan balik yang cepat, Hendra Adi Bayauw yang terlepas sendirian, berhasil menggocek bola mengelabui kiper Persija yang maju menghadang, dan menendang ke gawang yang kosong. Gol! 2-0 bagi Semen Padang.
Setelah itu kekecewaan Jakmania membuat mereka memunculkan asap dari kursi penonton, membuat pertandingan terhenti beberapa menit. Persija menipiskan ketertinggalannya setelah di menit ke 89 Pacho berhasil melakukan tendangan ke pojok kanan gawang Semen Padang.
Ketika pertandingan sepertinya akan berakhir dengan kemenangan Semen Padang, Persija mendapat "durian runtuh" di injury time menit ke 94. Pacho yang dijatuhkan di kotak pinalti oleh Fajar Legian, berbuah pinalti bagi Persija. Pacho mampu mencetak gol, sehingga kemenangan Semen Padang yang sudah di depan mata, buyar.
Skor 2-2 dalam waktu normal harus diakhiri dengan drama adu pinalti. Semen Padang lagi-lagi tidak beruntung dalam adu pinalti seperti yang dialaminya 3 kali di babak penyisihan. 4 penendang Persija berhasil mencetak gol, sementara Semen Padang hanya berhasil dari 3 penendang.
Meski kalah, Semen Padang muncul sebagai juara grup dan diikuti oleh Mitra Kukar sebagai runner-up. Keduanya melaju ke semi final. Sedangkan dari grup yang bermain di Sleman, Arema dan Borneo FC yang melaju. Jadi, ada 2 klub dari Kalimantan, 1 dari Sumatera dan 1 dari Jawa saling bersaing untuk merebut gelar juara.
Khusus bagi Persija, kemenangan ini menjadi kado ulang tahun Jakmania, tapi tidak mampu membawanya melaju ke 4 besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H