Mohon tunggu...
Irwan Rinaldi Sikumbang
Irwan Rinaldi Sikumbang Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

menulis untuk menikmati kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pacaran Sehat Versi Mendikbud

14 Oktober 2014   19:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:03 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku teks Pendidikan Jasmani dan Kesehatan untuk Kelas XI SMA/SMK/MA terbitan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, menuai kecaman terkait materi ajar "pacaran sehat". Meski demikian Mendikbud Mohammad Nuh, sebagaimana diberitakan Kompas hari ini, halaman 11, menyatakan bahwa esensi buku tersebut sudah benar, hanya perlu revisi atau penggantian ilustrasi.

Lebih lanjut Mendikbud menyampaikan bahwa istilah pacaran sudah sesuai dengan realita sosial di masyarakat meski bertentangan dengan ajaran agama tertentu. Pacaran tidak bisa dicegah, yang diperlukan adalah mengamankan generasi muda dengan pengetahuan seperti materi ajar pacaran sehat. Buku ini tidak mengajarkan bagaimana berpacaran, tapi memberi pemahaman cara menghindari hubungan berbahaya. Idenya tentang bagaimana pacaran sehat secara emosi, fisik dan sosial. Direktur Pembinaan SMA Harris Iskandar menambahkan, ilustrasi di buku menunjukkan seolah-olah Islam membolehkan pacaran. Idealnya memang tidak boleh, tapi faktanya tidak demikian.

Apa yang perlu dikomentari atas penjelasan tersebut di atas? Mendikbud terlihat berusaha untuk realistis. Pacaran, kenyataannya sudah lazim sejak zaman baheula, meski dahulu kala banyak pula yang menikah karena dijodohkan. Namun, di era komunikasi yang sangat gampang sekarang ini, pacaran terlihat semakin marak. Tapi, tolong pula dipahami, ada sebagian masyarakat yang intens mencoba menerapkan agama sesempurna mungkin. Dalam komunitas ini, seseorang yang menyukai lawan jenis di kelompoknya, dengan restu Imamnya, langsung saja dinikahkan, meski berstatus masih mahasiswa.

Jadi, kalau nantinya, setelah revisi ilustrasi, masih saja pro kontra terhadap buku ini berlanjut, ya jangan kaget. Aspirasi kelompok yang ingin murni sesuai ajaran agama, dengan kelompok (besar) yang realistis, memang susah disatukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun