Mohon tunggu...
Irwan Putra
Irwan Putra Mohon Tunggu... -

Sederhana Dengan Hati Biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kirab Budaya Cap Go Meh

12 Februari 2012   02:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:46 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_170352" align="alignleft" width="379" caption="Cap Go Meh 2012 Bandung"][/caption]

Ribuan orang turut meramaikan perayaan Cap Go Meh di Kota Bandung sabtu 11 februari 2012 kemarin. Kegiatan ini dikemas dalam acara Kirab Budaya, karena tidak hanya menampilakan budaya etnis Tiong Hwa tetapi juga dari etnis Sunda. Cap Go Meh merupakan istilah dari bahasa Hokian yang artinya "malam 15" atau malam ke 15 setelah tahun baru Imlek.

Kirab Budaya Cap Go Meh ini di kota bandung telah saya saksikan untuk kali yang kedua setelah tahun 2011 yang lalu. Perayaan kali ini terasa semakin meriah saja, karena menampilkan atraksi Barongsai yang pantanstis dengan warna-warni yang beragam.

Keunikan lain yang terlihat pada perayaan Cap Go Meh Tahun ini adalah penapilan Naga Long Qing sepanjang lima puluh meter. Secara etimologi "long Qing" berarti cinta universal. Itu adalah naga terpanjang dan dihiasi dengan penerangan sehingga terlihat sangat gagah dan mempesona, ini termasuk naga terpanjang karena dimainkan 15 - 20 orang tidak seperti pada umumnya yang hanya dimainkan 2-5 orang saja.

Keunikan lain perayaan Cap Go Meh di Kota Bandung adalah terlihat akulturasi budaya yang sangat toleran, peserta kirab bukan hanya warga tionghwa tetapi masyarakat lokal juga ikut ambil bagian dalam kirab budaya tahun ini dan juga tahun sebelumnya. Jika pemain Barongsai yang dalam film-film China dimainkan oleh mereka-mereka yang pendekar Kungfu, tapi terlihat juga para pemain barongsai adalah penduduk lokal.

Kirab budaya seperti ini tampaknya perlu terus dilanjutkan dan dikembangkan, kemudian menjadi cerminan bagi adanya toleransi yang kuat antara etnis yang beragam di Indonesia. Sesungguhnya harmoni dalam heterogenitas etnis,  merupakan kekuatan yang sangat besar dalam pembangunan nasional jika yang mayoritas dapat memberi ruang bagi yang minoritas, saling memahami, saling menghargai dalam membangun peradaban Indonesia yang semakin baik./Irwan Putra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun