SAYA SUDAH LAMA TIDAK MENERUSKAN CERITA INI, ENTAH KENAPA HARI INI TIBA2 SAYA INGIN MENULISNYA KEMBALI
Â
Cerita Sebelumya....
Â
Entah Kenapa setelah mendengar cerita Yeni, Akupun merasa tidak tega
Aku merasa senasib denganya, hingga hari ini nasibku tak kunjung berubah.
Miskin, merasa tidak berguna, menjadi olok- olokan tetangga dengan semua celotehan mereka dari mulai Perjaka tua lah, Pengangguran lah, hingga sinis dan sombongnya tetangga Sebelah yang super Sukses 'si Aryo', berpendidikan tinggi yang sekarang bekerja di perusahaan tambang ternama dinegeri ini, dari kecil dia memang jauh lebih beruntung karena orang tuanya yang mampu.
Bahkan orang tuaku sendiri malah lebih sering mencibirku karena diriku yang tak memiliki pekerjaan tetap dan selalu membandingkan prestasi Aryo dengan keadaanku yang tanpa daya ini.
Diumurku yang ke 30 ini rupanya masalah pendidikan menjadi masalah terbesar, mungkin semua sudah jalan hidupku. tapi aku belum menyerah dengan semua ini, aku akan terus berusaha keras
Raut muka semangat terpancar diwajahku sambil aku mengepalkan kedua tanganku ini, garis-garis diwajahku memudar seakan aku kembali lagi muda, hanya panacaran optimis yang menggelora di tubuhku ini, lalu aku merasakan seseorang menepuk badanku.
"Mas...Mas Aldo...Mas Sadar Mas.., Â Sampean lagi ngapain, jangan naik-naik jendela mas, malu dilihat orang" tegur Yeni sambil menarik bajuku kaos yang kumel ini.